TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan niat dan tata cara sholat tasbih, sholat sunnah yang bisa dikerjakan saat malam Nisfu Syaban.
Malam Nisfu Syaban jatuh pada hari ini, Kamis (17/3/2022) yakni tepatnya dimulai saat waktu Magrib.
Dosen IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan MAg, menerangkan malam Nisfu Syaban merupakan malam pada pertengahan bulan Syaban.
"Malam Nisfu Syaban artinya pertengahan bulan Syaban. Nah, tetapi yang diambil itu terutama malam ke-15."
"Perpindahan harinya itu setelah matahari tenggelam," kata Sulhani Hermawan kepada Tribunnews.com dalam program OASE, beberapa waktu lalu.
"Tanggal 15 Syaban mulainya ya waktu Maghrib itu," tambahnya.
Menurut Sulhani, malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam istimewa selain malam Lailatul Qadar.
Karena itu, dianjurkan untuk banyak melakukan ibadah.
Di antaranya bisa dilakukan dengan sholat tasbih.
Baca juga: Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban, Lengkap Beserta Keistimewaannya
Sholat tasbih dilakukan sebanyak empat rakaat.
Berikut ini niat dan tata cara sholat tasbih:
1. Berdirilah lurus menghadap qiblat, lantas ucapkan lafazh niatnya (diwaktu malam) seperti berikut:
USHALLI SUNNATAT TASBDHI RAK'ATAINI LILLAHI TA'ALAA. ALLAHU AKBAR.
Artinya: "Aku niat shalat tasbih dua raka'at, karena Allah. Allahu Akbar".
2. Setelah selesai membaca do'a Iftitah, lalu membaca surat pendek, kemudian sebelum ruku' bacalah "Tasbih" 15 kali, yaitu:
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR
Artinya: "Maha suci Allah Yang Maha Esa, segala puji bagi Allah dan Allah dzat yang Maha Agung".
3. Kemudian ruku', dan setelah membaca tasbih ruku', lalu membaca pula tasbih seperti tersebut di atas 10 kali, kemudian i'tidal.
4. Setelah selesai tahmid i'tidal, lantas membaca pula tasbih di atas 10 kali, lantas sujud.
5. Di waktu sujud, sehabis tasbih sujud, kemudian membaca tasbih seperti tersebut di atas 10 kali, lalu duduk antara dua sujud.
6. Setelah selesai membaca do'a duduk antara dua sujud, lantas membaca tasbih seperti tersebut di atas 10 kali, kemudian sujud kedua.
7. Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih seperti di atas 10 kali, lantas sebelum berdiri ke raka'at kedua, kita hendaknya duduk istirahat, lalu sambil duduk istirahat itu kita membaca tasbih seperti tersebut di atas 10 kali.
Jika dihitung, kita sudah membaca Tasbih sebanyak 300 kali jika sholat Tasbih dilakukan empat rakaat.
Doa setelah Sholat Tasbih
Setelah selesai melaksanakan sholat Tasbih, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك تَوْفِيقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك،
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِي عَنْ مَعَاصِيكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِك عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاك وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْك حَتَّى أَخْلُصَ لَك النَّصِيحَةَ حَيَاءً مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُونَ أُحْسِنَ الظَنَّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي رِوَايَةٍ خَالِقِ النُّورِ
Allâhumma innî as’aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a‘mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfâna ahlil ‘ilmi hattâ akhâfak.
Allâhumma innî as’aluka makhâfatan tahjizunî ‘an ma‘âshîka hattâ a‘mala bi thâ‘atika ‘amalan astahiqqu bihî ridhâka wa hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan nashîhata hayâ’an minka wa hattâ atawakkala ‘alaika fil ’umûri kullihâ wa hattâ akûna ’uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat khâliqin nâr).
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang wara’, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu.
Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada ridha-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Mahasuci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat, Pencipta api).”
Baca juga: Malam Nisfu Syaban, Waktu Catatan Amal Manusia Dilaporkan?
(Tribunnews.com)