Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pentingnya keamanan pada kemasan pangan untuk konsumen kembali mengemuka.
Keamanan ini dianggap sangat relevan dengan hari Hak Konsumen Dunia dan Undang Undang Perlindungan Konsumen yang diatur dalam UU No. 8 tahun 1999.
Aspek keamanan ini juga berlaku untuk konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terutama yang berbasis kemasan plastik polikarbonat yang mengandung zat BP.
Baca juga: Penolakan Industri AMDK Pelabelan BPA-Free pada Galon Air dan Temuan BPOM
Pada galon guna ulang yang mengandung zat BPA misalnya, sangat penting dilakukan pelabelan.
Ini bertujuan untuk menginformasikan keamanan bagi konsumen usia rentan seperti bayi, balita dan janin pada ibu hamil.
Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi saat diskusi publik berjudul 'Pengesahan Perka BPOM No 31 tahun 2018 dan Pelabelan Galon BPA Guna Ulang adalah Hadiah Bagi Konsumen Usia Rentan pecan lalu lalu di Auditorium Komnas PA jalan TB Simatupang No 33, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Mengenal Aspadin, Asosiasi yang Tolak Wacana Pelabelan BPA pada AMDK
Lebih jauh Tulus menegaskan kemasan pangan sangat mutlak.
Bukan hanya raw material tapi juga kemasan. Menurutnya, jika raw material bahan pangan sudah aman akan menjadi sia-sia jika tidak menggunakan kemasan pangan yang aman bagi kesehatan. Kemasan pangan harus yang food grade.
"Kemasan pangan itu tidak boleh mencemari makanan atau minuman yang dikemas," tandas Tulus.
"Label pangan pada galon guna ulang itu menjadi sangat penting. Dan standar tidak boleh stagnan. Harus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi," tutur Tulus.
Menurutnya, standar pangan harus ditingkatkan. Misalnya saat ini standar kemasan yang mengandung zat BPA batas ambang 0,6 bpj sudah aman.
Nanti ke depan harus ditingkatkan keamanannya. dengan batas toleransi menjadi sangat kecil, maka akan semakin baik.
Semakin zero terhadap kandungan tertentu makin baik. Pada galon guna ulang bisa saja sudah aman dan sesuai standar saat pembuatan. Ternyata karena proses distribusi dan display di pasaran, kandungan BPA menjadi tinggi karena ada proses migrasi BPA.
Baca juga: Guru Besar IPB: Tak Ada Negara di Dunia yang Wajibkan Pelabelan BPA di Kemasan AMDK