TRIBUNNEWS.COM - Sosok wanita bernama Rara Istiati Wulandari mendadak menjari perhatian publik, setelah ia menjadi pawang hujan di ajang balap MotoGP Pertamina Grand Prix Indonesia di Mandalika.
Pengamat Budaya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof.Dr. Bani Sudardi, M.Hum menilai bahwa pawang hujan adadalah bagian dari profesi.
Yakni profesi spiritual yang memang ada di tengah masyarakat dan telah menjadi kepercayaan masyarakat
Bani menyebut di masyarakat banyak terdapat profesi spiritual seperti dukun susuk, dukun urut, dukun suwuk, bahkan selain pawang hujan ada juga pawang api.
Baca juga: Raden Rara Jadi Sorotan Seusai Jadi Pawang Hujan di Ajang MotoGP Mandalika, Ini Kata Pengamat Budaya
"Adanya pawang hujan dari segi keilmuan ini adalah bagian dari profesi. Pawang hujan itu profesi. Kalau boleh saya sebut, namanya profesi spiritual. Jadi banyak, ada profesi dukun susuk (memasukkan ke tubuh seseorang), dukun suwuk (dukun yang bisa menghilangkan penyakit psikologis)."
"Ada juga dukun urut, disamping hujan, ada juga pawang api, kalau ada kebakaran itu diundang pawang api. Jadi kalau ada kebakaran itu diundang pawang api, maka api itu bisa diarahkan ke tempat-tempat yang tidak membahayakan."
"Dan ini kemudian menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat. Jadi karena masyarakat percaya maka itu dilakukan," kata Bani saat kepada Tribunnews, Senin (21/3/2022).
Bani pun mempersilahkan orang-orang untuk percaya atau tidak dengan adanya pawang hujan ini.
Baca juga: Tak Cuma Menolak Hujan, Raden Rara Juga Kerap Diminta Datangkan Hujan
Pasalnya menurut Bani, pawang hujan ini sebenarnya bersifat untung-untungan, karena kadang bisa berhasil, kadang juga tidak.
Sama halnya dengan peramal yang ramalannya terkadang benar dan kadang juga salah.
"Kalau menurut saya pawang hujan ini boleh dipercaya, boleh tidak dan sebenarnya sifatnya untung-untungan. Pawang hujan ini kadang berhasil, kadang tidak."
"Kalau berhasil dipuji, kalau tidak berhasil ya sudah. Sama juga dengan peramal kan, yang namanya itu profesi kan. Dalam profesi kan selalu ada yang namanya kegagalan," terang Bani.
Baca juga: SOSOK Raden Rara, Pawang Hujan Sirkuit Mandalika yang Tengah Viral, Lakukan Ritual Penurunan Suhu
Rara Si Pawang Hujan Sempat Tak Boleh Masuk Sirkuit Balap Mandalika
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kehadiran pawang hujan di tengah derasnya hujan pada ajang MotoGP Mandalika hari ini, Minggu (20/3/2022) berhasil menarik perhatian.
Sosok pawang hujan itu bernama Rara Istiati Wulandari.
Imbas aksi ritualnya mengusir hujan, nama Rara bahkan masuk trending Twitter.
Di balik ceritanya menjadi pawang hujan di MotoGP, Rara sempat tak diperbolehkan masuk ke sirkuit balapan.
Ia menyebut pihak penyelenggara tak tahu perihal kehadirannya sebagai pawang hujan.
Baca juga: Dorna Anggap Pawang Hujan Tak Perlu, Rara Sempat Dilarang ke Paddock, Akui Telat Kendalikan Hujan
"Contohnya kayak pengawalan presiden pelantikan, pak Erick Thohir udah nyebar foto wajah Rara pawang hujan. Kalau di sini belum, pihak Dorna belum tahu, pihak TNI-nya juga belum tahu, harusnya kan wajahku disebar jadi tahu ini pawang hujannya," kata dia, Minggu (22/3/2022).
Rara juga menemukan kesulitan lain saat ia berusaha masuk sirkuit balapan.
Dia tak bisa masuk karena ada pengalihan jalan lantaran sang Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri ajang balap tersebut.
Ia pun menyayangkan karena dirinya tidak diberikan akses penuh masuk ke sirkuit.
Akibat kesulitan masuk sirkuit, alhasil aksi ritual mengusir hujan sempat terhambat.
Baca juga: SOSOK Raden Rara, Pawang Hujan Sirkuit Mandalika yang Tengah Viral, Klaim Buat Sirkuit Sejuk
"Pawang hujan harusnya dikasih all akses, tapi tadi aku sempet di pintu B1 aku berhenti karena macet. Aku jalan jauh akhirnya awannya (hujan) sudah turun. Sebenarnya, ada pengalihan untuk Presiden. Aku memaklumi," tambah dia.
Meskipun sempat menemui kendala, akhirnya Rara bisa masuk ke sirkuit dan melakukan aksinya sebagai pawang hujan.
"Tadi aku udah enggak boleh masuk, bule enggak tahu fungsi pawang hujan. Aku masuk doa sebentar. Aku keluar lagi."
"Sebenernya enggak boleh masuk, aku tetep masuk. Akhirnya race berjalan ketika melambangkan dupa," tutur dia.
Rara berharap dengan aksinya sebagai pawang hujan bisa berdampak baik pada ajang balapan bergengsi ini berjalan lancar.
Baca juga: Sirkuit Mandalika Sempat Diguyur Hujan, Rara Sang Pawang Hujan Beri Penjelasan
Lewat pawang hujan, ia juga ingin penyelenggara MotoGP tak kapok memakai Sirkuit Mandalika di ajang balapan selanjutnya.
Selain itu, Rara juga berpesan agar ceritanya saat masuk sirkuit tidak kembali terulang.
"Benar-benar saya ingin mengabdi, ingin Indonesia itu berkibar, kinerja dari pak Jokowi Erick Thoir bersama BUMN, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Mandalika Grand Prix Association (MGPA) bisa membuat kebanggaan."
"Turis juga naik, tahun depan untuk mengadakan di sini tidak kapok lagi," jelasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Shella Latifa A)