Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi bicara soal cara Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tak pernah pasang baliho maupun pencitraan di media, tetapi tingkat keterpilihan (elektabilitas) sebagai calon presiden 2024, Prabowo tetap paling tinggi.
“Ini bisa dibaca menggunakan gelas setengah penuh dan gelas setengah kosong. Gelas setengah penuhnya adalah Pak Prabowo tidak pernah pasang baliho, Pak Prabowo tidak pencitraan di televisi tetapi masih dapat 27% dalam simulasi 7 nama,” kata Burhanuddin dalam keterangan yang diterima, Senin (4/4/2022).
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia dengan simulasi 33 nama capres, Burhanuddin mengatakan elektabilitas Prabowo tertinggi di angka 21,9%.
Baca juga: Survei Indikator Politik: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Disusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Kemudian di bawahnya, ada Ganjar Pranowo sebesar 19,8%, dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan perolehan 16,4%.
Burhanuddin juga menyebut elektabilitas Prabowo juga masih paling tinggi di simulasi 19 nama, 7 nama dan 3 nama.
Dalam simulasi 19 nama, Prabowo, Ganjar, dan Anies, masih menempati posisi tiga teratas.
Prabowo di posisi pertama dengan tingkat elektabilitas 22,4 persen, disusul Ganjar (21,6 persen), dan Anies (17,1 persen).
Sementara dalam simulasi 7 nama tertutup, Burhanuddin menyebut Prabowo memerolah 27,4 persen, terpaut sedikit dari Ganjar Pranowo.
Baca juga: Survei LSI: Ganjar dan Prabowo Bersaing Ketat Sebagai Capres di Jatim, Khofifah Cawapres Favorit
Adapun dalam simulasi 3 nama, Prabowo memperoleh 32,7 persen, Ganjar 30,8 persen dan Anies 24,9 persen.
Menurut Burhan, meski Prabowo masih paling tinggi dibanding tiga rival utamanya, Ganjar dan Anies, Prabowo tetap harus berupaya tampil ke publik.
Sebab jika dilihat ke belakang saat Prabowo bertarung di Pilpres 2019, suara Prabowo berada di atas 40 persen.
“Jadi kalau kita baca dalam gelas setengah kosongnya adalah Pak Prabowo itu perolehan di 2019 itu 44,5% lho. Berarti kan turun hampir separuhnya. Jadi ada banyak suara Pak Prabowo yang pindah ke yang (capres) lain,” sambung Burhan mengingatkan.
Karena itu, Burhan berpendapat, Prabowo perlahan tapi pasti harus tetap hadir dan tampil di depan publik.