Meski begitu, Novie juga mengakui, saat ini harga tiket pesawat sudah fluktuatif dan tidak terhindarkan. Hal ini karena adanya biasa komponen maskapai.
"Biaya komponen maskapai 40 persennya yaitu bahan bakar. Kenaikan tarif tentunya menyesuaikan beban konsumsi bahan bakar imbas perang Rusia-Ukraina dan serangan Arab Saudi," kata Novie.
"Kami berusaha agar tidak mengubah permanen tarif tiket kelas ekonomi ini. Kami telah menetapkan TBA dan Tarif Batas Bawah," ucap Novie.
Kemudian untuk kelas bisnis, Novie menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengatur harga yang ditetapkan oleh maskapai karena itu fasilitas mereka.
Terpisah, Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) mengajukan penambahan frekuensi penerbangan ke berbagai daerah tujuan mudik pada tahun ini.
"Kita lagi mau tambah terus frekuensi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Namun, Irfan tidak merinci daerah mana saja yang akan ditambah, tetapi yang pasti untuk Provinsi Sumatera Barat dan Bali.
"Rute yang populer tentu saja tetap Bali dan beberapa kota tujuan mudik," ucap Irfan.
Jika dilihat aplikasi Garuda, tiket penerbangan Jakarta - Minangkabau, Padang jelang Idul Fitri yakni pada 28 April hingga 1 Mei 2022 sudah habis terjual.
Sedangkan pada 27 April 2022 masih tersedia dengan harga tiket Rp 1.773.400.
Begitu juga untuk penerbangan Jakarta - Bali untuk tanggal 29 April hingga 1 Mei 2022, sudah habis terjual.(Tribun Network/har/sen/wly)