TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya banjir karangan bunga terkait penanganan kasus pengeroyokan Ade Armando pada Senin (11/4/2021) di DPR RI.
Ini setelah penyidik menetapkan 6 tersangka dan telah menangkap tiga di antaranya.
Tampak ada 11 karangan bunga terpajang di depan Gedung Promoter, Polda Metro Jaya pada Kamis (14/4/2022) pagi.
Belasan karangan bunga itu bertuliskan datang dari DPP Cyber NKRI sejumlah wilayah.
Karangan bunga datang dari DPP Cyber NKRI Jabodetabek, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Jawa Tengah.
Tertulis pada karangan bunga ucapan terima kasih kepada Polri.
"Terima Kasih Polri dukung dan usut tuntas anarki dan intoleran #AdeArmando," tertulis dalam karangan bunga.
Baca juga: Keseharian Dhia, Pengeroyok Ade Armando: Aktif di Majelis, Sering Jadi Khatib dan Kerja Jadi Ojol
Baca juga: Dhia Ul Haq Akui Bersalah Pukul Ade Armando, Tapi Bukan Pemukul Pertama
Baca juga: Sebelum Ditangkap Polisi, Pengeroyok Ade Armando Datangi Pesantren, Minta Maaf dan Mengaku Salah
Sebelumnya polisi tetapkan enam tersangka dalam kasus pengeroyokan.
Dari enam tersangka, tiga tersangka berhasil diringkus polisi dalam waktu dua hari usai peristiwa pengeroyokan Senin (11/4/2022).
Ketiga tersangka ialah Dhia Ul Haq, Muhammad Bagja, dan Komaruddin.
Ade Armando sendiri dikeroyok saat ikut demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Ia diduga dikeroyok sejumlah massa penyusup di luar massa aksi golongan mahasiswa. Akibatnya, Ade Armando harus jalani perawatan intensif di rumah sakit.
6 pengeroyok
Pegiat media sosial Ade Armando melalui kuasa hukumnya yakin ada lebih dari enam orang yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap kliennya di depan Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) lalu.
Sementara polisi mengidentifikasi sementara ada 6 pelaku pengeroyokan dimana 3 di antaranya sudah dibekuk dan 3 lainnya masih diburu.
Kuasa hukum Ade Armando, Aulia Fahmi mengatakan bahwa saat kejadian kliennya sudah hendak keluar dari kerumunan massa, dalam aksi unjuk rasa 11 April 2022.
Ketika itu, katanya sudah ada sejumlah pihak yang memprovokasi massa terhadap kehadiran Ade Armando di tengah aksi.
"Saat diwawancara wartawan dan ada di video viral, ada ibu-ibu mencoba provokasi. Karena situasi sudah tidak kondusif Ade sempat ingin keluar dari kerumunan," jelas Fahmi saat ditemui di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022).
Baca juga: Babak Baru Kasus Oknum Guru Agama Lecehkan 10 Santriwatinya, Kajari Depok Turun Langsung Jadi JPU
Baca juga: Periksa 6 Remaja, Polisi Dalami Dalang yang Gerakkan Pelajar Tangerang Tergiur Ikut Aksi 11 April
Baca juga: Tiga Hari Tak Jualan, Pedagang Bakso di Jambi Kaget Ada Mayat Bayi di Gerobaknya
Kemudian tambahnya saat Ade ingin keluar kerumunan terjadi pemukulan yang dilakukan beberapa orang.
Pihak Ade, menurut Fahmi, meyakini bukan mahasiswa yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade melainkan massa lain.
Meski begitu, Fahmi enggan berspekulasi kelompok mana yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade.
Fahmi hanya meyakini, lebih dari enam orang yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap Ade.
Apalagi, ada beberapa orang yang terekam video terlihat memprovokasi pengeroyokan tersebut.
"Info polisi yang teridentifikasi ada enam orang, namun sangat mungkin ada penambahan," jelas Fahmi.
Saat ditanyai terkait foto-foto viral sosok yang diduga memprovokasi pengeroyokan Ade Armando di media sosial, Fahmi menyerahkan penyelidikan kepada pihak kepolisian.
"Polisi punya data dan bukti, jadi bagaimana nanti perkembangannya, siapa yang jadi tersangka selanjutnya kita serahkan ke polisi," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 11 Karangan Bunga untuk Polisi Tanda Terima Kasih Ditangkapnya Pengeroyok Ade Armando,