Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia terbaru menyatakan adanya indikasi peningkatan tren persepsi negatif publik terhadap kondisi politik nasional.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan survei pada April 2022 tercatat sebanyak total 31,7 persen responden mengatakan kondisi politik nasional buruk atau sangat buruk.
Sementara itu, responden yang menyatakan kondisi politik nasional baik atau sangat baik total 23,2 persen.
Sedangkan responden yang menyatakan kondisi politik nasional sedang tercatat 37,3 persen.
Ia mengatakan, pada survei Bulan Februari 2020 responden yang mengatakan kondisi politik nasional baik jumlahnya masih lebih banyak ketimbang mereka yang mengatakan kondisi politik nasional buruk.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei Nasional Indikator Politik Indonesia bertajuk Evaluasi Publik Atas Kinerja Pemerintah, Prospek Partai Politik, dan Calon Presiden 2024 di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Selasa (26/4/2022).
Baca juga: Survei Indikator Politik April: Mayoritas Publik Anggap Pemerintah Berhasil Jaga Stabilitas Keamanan
"Tetapi sepertinya ada perubahan dalam beberapa bulan terakhir dan itu terlihat pada survei Bulan April 2022, 14-19 April, itu yang mengatakan kondisi politik nasional memburuk itu meningkat tajam. Dari 19,9% di Bulan Februari menjadi 31,7%. Jadi kondisi politik pun mengalami perburukan," kata Burhanuddin.
Survei dilakukan tanggal 14 sampai 19 April 2022 setelah demo besar mahasiwa menolak penundaan Pemilu dan wacana tiga periode masa jabatan presiden.
Namun demikian, survei tersebut dilakukan sebelum Pemerintah mengumukan penyetopan ekspor minyak goreng dan Jaksa Agung mengumumkan tersangka kasus mafia minyak goreng.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei tersebut jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang.
Baca juga: Survei Indikator: Dominan Masyarakat Gunakan Internet untuk Mengakses Berita Sosial dan Politik
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali menandatangani responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.