"Belajarlah dan rasakanlah getaran cahaya ketika kamu bertahlil, entah di titik ke berapa. Sehingga saat itu kamu benar-benar meyakini bukan sekedar taklid bahwa Tiada Tuhan Selain Allah. Penting sekali untuk memperbanyak tahlil, bahkan sekalipun dirimu dikatakan sebagai orang yang gila (gila terhadap Allah). Karena kalimat yang menjadi penentu akhir hayat kita, dan sebagai kesempatan kita untuk memasuki bentengnya Allah," tambah nasihatnya.
Kalimat tahlil ibarat pohon yang rindang dan kuat akarnya, yang bisa untuk berteduh (membuat nyaman) orang disekitarnya, begitupun orang yang sudah merasuk kalimat tahlilnya ke badan, anggota tubuh dan aliran darahnya maka ia bisa menjadi tempat berteduh yang membuat orang disekelilingnya.
Membangun itu memang berat dan sulit, sedangkan menghancurkan sangat mudah. Apa yang sudah kalian bangun selama disini jangan mudah kalian hancurkan dengan berkumpul di circle (kelompok) yang tidak diridhoi Allah. Untuk itu rawat tahlil kita, dengan cara istiqomah membaca wirid asasi.
"Saya ingatkan untuk terus berkumpul dengan para orang sholih, karena pertolongan Allah (Yadullah) beserta orang-orang yang berjamaah. Mungkin sulit bagimu untuk mengamalkan tahlil 100.000 dengan keadaan sendiri, sekarang dengan berjamaah kamu diberi kemudahan oleh Allah untuk bisa menyebut asmaNya sebanyak itu, bisa sholat tasbih istiqomah selama disini yang saya harap bisa terus dilanjutkan," tambahnya lagi
Kiai Nafis menyerukan mengajak ikhwan yang lain, bisa ikut suluk akhir ramadan di tahun depan. Mulai belajar berbicara, kepada atasan dan istri selama 350 hari saya bisa menemanimu, izinkan saya 10 hari untuk kepentingan diri saya mengenal Allah. Sadari, rasakan, syukuri maka kamu akan diberikan nikmat yang lebih oleh Allah.
"Yang banyak syukurnya, bukan menjadi sombong ketika kamu sudah berhasil menuntaskan tahlil 100.000. Hore, saya sudah tahlil 100.000 kali. Harusnya kamu menangis, sujud dan bersyukur. Telah digerakkan Allah untuk bisa menyebut asmaNya, merasakan getaran tahlil. Sadar diri bahwa mengucapkan tahlil itu berat sekali, orang sekaya Bill Gates pun tidak mampu untuk mengucapkannya," serunya.
Kiai Nafis mengajak peserta untuk mulai belajar dari sekarang beradab dengan Allah (mutaaddiban), dari segi pakaian (bisa membedakan mana yang layak untuk menghadapnya), memakai wangi-wangian, menghayati makna dari ayat yang dibaca. Dalam sirrul asror ada istilah sedekah ruhani, seperti menyedekahkan harta dengan niat "Ya Allah dengan sedekah ini, semoga engkau sadarkan Mbak A yang melacur (berikan taubat baginya). Ya Allah dengan sedekah ini, berikanlah kesadaran bagi si A yang ahli maksiat, dan sebagainya.
"Pentingnya sholat kaffarotul baul, karena susah bagi kita untuk menjaga kesucian ketika beristinja di tempat umum (kecipratan atau netes yang tidak kita sadari). Belajar meridhoi segala sesuatu yang diberikan Allah, banyak dari kita yang lalai terhadap nikmat yang lalu sehingga tidak bisa mensyukuri nikmat yang kita terima pada hari ini. Sekarang makan tahu tempe tetapi berharap yang lain, padahal kemarin makan daging dan sebagainya," pungkasnya.
Sebagai informasi Thorioqoh Qodiriyah wa Syadziliyah menggelar kegiatan rutin di setiap akhir ramadhan.
Para Jamaah melakukan i'tikaf dan membaca Tahlil sebanyak 100.000 kali. Mereka juga melakukan ibadah qiyamul lail dengan khotmul quran, khotmul dalail khayraat dan melakukan khidmah kepada fakir miskin dengan berbagi peket kebaikan bersama Lembaga Amil Zakat Arraudhah.