Pembuka penglihatan, Penyingkap rahasia-rahasia, dan Penyibak selubung tirai-tirai.
Dialah Allah, Yang Maha Awal tanpa permulaan, Yang Maha Akhir tanpa penghujung, dan Yang Maha Abadi tanpa perubahan.
Salawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, cahaya segala cahaya, pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, kekasih Sang Penguasa Yang Maha Perkasa, pembawa berita gembira dari Yang Maha Pengampun, dan pembuka tabir kepalsuan kaum durhaka.
Demikian pula semoga rahmat terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabat.
Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang terus memelihara keislaman, mempekuat keimanan, dan memperteguh keihsananan.
Di zaman tunggang-langgang seperti ini, rasa-rasanya merawat islam, iman, dan ihsan adalah sesuatu yang sukar.
Karenanya, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, satu derajat lebih tinggi dari hari kemarin.
Jamaah Salat Idul Fitri rahimakumullah,
Konsep Wasathiyah dalam Islam bukanlah ajaran baru.
Bukan pula suatu ijtihad pemikiran yang baru muncul pada abad 20 Masehi atau 14 Hijriyah.
Melainkan telah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Saw sebagai prinsip dasar dalam menjalankan berkehidupan sehari-hari.
Nabi Muhammad pernah menampilkan sikap wasathiyah ketika berdialog dengan para sahabat.
Kisah yang direkam Aisyiah ini menceritakan tiga orang sahabat yang mengaku menjalankan agamanya dengan baik.
Masing-masing dari ketiga sahabat itu mengaku rajin berpuasa dan tidak berbuka; selalu salat malam dan tidak pernah tidur; dan tidak menikah lantaran takut mengganggu ibadah.