Anies kemudian menawarkan mereka pengelolaan angkutan umum dengan sistem pembayaran per kilometer.
"Kami buat sistem namanya JakLingko. JakLingko ini sebuah sistem yang dulu, warga dan kendaraan umum, mereka yang bertransaksi, kami pemerintah yang membuat regulasi," ujarnya.
"Ini kami ubah, operator kendaraan kami beli jasanya. Kami beli jasa anda per kilometer per hari," sambungnya.
Para operator angkutan umum pun akhirnya sepakat dengan tawaran itu dan mereka langsung bergabung dalam program JakLingko.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengklaim, JakLingko berhasil diterapkan tanpa mengundang masalah antara pemerintah dan operator.
"Mereka punya kontrak dengan pemerintah untuk dilayani secara bertahun-tahun. Sehingga, mereka mengganti tanpa sakit hati, tidak ada Metromini, Kopaja yang digusur, dan tidak ada drama. Semua selesai tanpa drama," kata dia.
Setelah adanya program JakLingko ini, Anies mengklaim kondisi angkutan umum di Jakarta kini jauh lebih baik.
Ia mengaku kini jarang melihat angkutan umum ugal-ugalan dan ngetem sembarangan di jalan.
Baca juga: Anies Baswedan Diteriaki Presiden, Beri Ceramah Tarawih di Masjid Kampus Almamater Presiden Jokowi
Masyarakat ini bisa lebih nyaman dan aman menggunakan moda transportasi umum.
Jumlah penumpang transportasi umum lun diklaim terus meningkat setiap tahunnya.
"Kami pun tidak menduga seperti ini. Dulu, setiap hari di Jakarta yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu orang per hari, sesudah dibuat sistem baru, meningkat menjadi 1 juta orang per hari," tuturnya. (TribunJakarta/Dionsius/Kompas.com)
Artikel ini sudah pernah tayang di TribunJakarta dengan judul Di Masjid UGM, Anies Pamer Jurus Jitu Atasi Kemacetan: Tak Ada Drama, Tidak Ada yang Sakit Hati dan Girangnya Gubernur Anies Bisa Kembali Halalbihalal Bersama ASN Pemprov DKI di Balai Kota