News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

AHY Tak Ingin Tergesa-gesa Tentukan akan Gabung Koalisi Indonesia Bersatu atau Tidak

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai melakukan pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). Pertemuan kedua ketua umum partai politik tersebut dalam rangka silaturahmi Hari Raya Idul Fitri 1443 H. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menanggapi soal pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu.

Sebagaimana diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu digagas oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Partai Demokrat pun menghargai pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu tersebut.

Meski demikian, AHY menilai partainya tidak tergesa-gesa untuk menentukan koalisi atau bergabung dalam koalisi.

"Jadi, sekali lagi, tentu semua memiliki hak masing-masing, kami hormati itu dengan baik.”

Baca juga: Perkuat Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar DKI Jakarta Segera Lakukan Konsolidasi Internal

Baca juga: PPP Bicara Peluang Ridwan Kamil Diusung Koalisi Indonesia Bersatu di Pilpres 2024

“Tapi, kami merasa masih cukup waktu untuk berkomunikasi dan membangun chemistry antara satu dengan yang lainnya," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.tv, Selasa (17/5/2022).

“Saya lebih baik tidak tergesa-gesa, karena daripada seolah-olah cepat, kemudian cepat terbentuk, (bisa) cepat juga bubarnya. Saya berharap lebih baik kami berproses dengan baik," imbuhnya.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai melakukan pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

AHY berharap, terbentuknya koalisi partai-partai politik dilatarbelakangi adanya titik temu visi dan misi.

"Jika memang ada titik temunya, baik visi, misi, dan juga pendekatan kami untuk rakyat yang serupa, paling tidak ya, barulah bisa kami katakan akan terjalin sebuah koalisi yang solid. Lebih baik seperti itu," jelas AHY di Medan, Senin (16/5/2022).

Ia berpendapat, seluruh partai politik, termasuk Partai Demokrat, memiliki cukup waktu untuk membangun koalisi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hari pemungutan suara Pilpres dan Pileg pada 14 Februari 2024, serta Pilkada pada 27 November 2024.

"Artinya, di waktu yang ada sekarang di medio 2022, masih cukup waktu sebetulnya bagi partai-partai politik untuk membangun kebersamaan, chemistry building itu juga butuh proses," ucap AHY.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.

Ia menyebut, Partai Demokrat masih belum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi ketiga partai itu, atau membentuk poros baru.

"Tentu mesti ada penjajakan dan pembicaraan lebih lanjut untuk sampai pada keputusan ikut bergabung atau membentuk poros baru," kata Kamhar, dalam keterangannya, Minggu (15/5/2022).

Baca juga: Gerindra Sebut Belum Akan Ada Deklarasi soal Pembentukan Koalisi dalam Waktu Dekat

Baca juga: Gerindra soal Koalisi Indonesia Bersatu Disebut Ganggu Pemerintahan: Jangan Asumsi

Kamhar menegaskan, Partai Demokrat memiliki kesamaan pandangan dan komitmen untuk menghindari pembelahan pada 2024 nanti agar tak hanya terbentuk dua poros, yang bisa kembali memicu dan melanggengkan pembelahan di masyarakat seperti pengalaman Pemilu 2019.

Selain itu, Demokrat juga berharap agar terjadi pendewasaan politik, seperti tidak mengeksploitasi politik identitas secara berlebihan dan bisa menempatkan kontestasi politik sebagai kawan bertanding bukan sebagai musuh.

Diketahui, kesepakatan membangun koaliasi terjalin setelah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa bertemu di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam.

Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, menyebut kesepakatan ini terbentuk karena kesamaan visi, yakni menyatukan Indonesia dan mengakhiri perpecahan yang sempat terjadi akibat pemilu-pemilu sebelumnya.

Sementara Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa, mengatakan koalisi ini diharapkan dapat mencegah adanya politik identitas.

Kemudian, dapat menunjukkan bahwa Indonesia bisa menampilkan pemilu yang sehat.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sebut Publik Respons Positif Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkapkan bahwa publik merespons positif pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu.

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil saat bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Rumah Dinas Widya Chandra, Minggu (15/5/2022) petang.

"Kan ada berita koalisi nih, ini di bawah bagus responsnya, saya laporkan ke Pak Airlangga, koalisi ini responsnya sangat positif," kata Kang Emil.

Baca juga: Golkar-PAN-PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Gerindra: Mereka Sudah Siap Menuju Pemilu 2024

Baca juga: Keputusan Golkar, PAN, dan PPP Bangun Koalisi Indonesia Bersatu Ubah Peta Politik Jelang 2024

Kang Emil berharap, koalisi ini turut mendukung kepemimpinannya di sisa masa jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

"Tentunya dengan begitu mudah-mudahan ini juga mendukung sisa masa jabatan saya. Tadi Pak Airlangga sudah menyatakan Partai Golkar, ini penting supaya di sisa masa waktu saya ini Jabar-nya mantap dan lain sebagainya," ungkapnya.

PSI Kritik Koalisi Indonesia Bersatu

Diberitakan Tribunnews.com, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, mengkritik pembentukan koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya pada Sabtu (14/5/2022), @RajaJuliAntoni mengatakan setiap partai politik dapat bermanuver seperti pembentukan koalisi Indonesia Bersatu.

Namun, Raja menyebut, seharusnya tidak ada koalisi lain di Koalisi Indonesia Maju yang merupakan kabinet pemerintahan Jokowi Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

“Menurut saya, setiap partai politik silakan saja melakukan manuver. Sah-sah saja. Bebas.”

“Namun sebagai bagian dari koalisi Jokowi-Maruf, PSI berharap hendaknya tidak ada koalisi lain yang dibentuk partai pendukung Pak Jokowi selain Koalisi Indonesia Maju (KIM),” katanya.

Selanjutnya, Raja berharap, agar partai-partai yang berada di kabinet Jokowi-Ma’ruf untuk setia terlebih dahulu.

Menurutnya, Jokowi saat ini sedang berjuang untuk menangani pandemi hingga soal minyak goreng yang belum tuntas.

“Pada saat ini idealnya, partai-partai KIM setia dulu saja mendukung Pak Jokowi sepenuh hati. Kasihan Pak Jokowi mengurus rakyat, jangan ditinggal.”

“Pandemi belum selesai, recovery ekonomi baru saja berlangsung, soal minyak goreng belum tuntas,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Chaerul Umam/Yohanes Liestyo Poerwoto, Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)

Simak berita lainnya terkait Pemilu 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini