TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa sidang Umum PBB pada tahun 2010 mengakui bahwa akses terhadap sanitasi dan air minum aman merupakan hak asasi setiap manusia.
Oleh karena itu, kata dia, "Mewujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta Berkelanjutan bagi Semua" menjadi salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu Tujuan 6 yang harus dicapai pada tahun 2030.
Namun demikian, kata dia, secara global, saat ini sekitar 2 miliar manusia tidak mempunyai akses yang baik terhadap air minum yang aman.
Selain itu, kata dia, lebih dari tiga miliar orang tidak mempunyai akses terhadap sanitasi yang aman.
Di Indonesia, lanjut dia, akses terhadap air minum layak telah menjangkau lebih dari 90 % penduduk.
Akan tetapi, kata Ma'ruf, capaian akses air minum aman baru sekitar 11 % .
Sedangkan untuk akses sanitasi, saat ini sekitar 80 % penduduk mempunyai akses sanitasi layak.
Namun, lanjut dia, sanitasi aman hanya dinikmati baru oleh sekitar 7 % penduduk Indonesia.
Padahal, kata dia, sesuai data WHO, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman menentukan hidup dan kehidupan manusia.
Kedua kebutuhan pokok tersebut, kata Ma'ruf, dapat mengurangi indeks penyakit sebesar 0,39 % .
Tanpa sanitasi dan air yang aman, lanjut dia, anak-anak juga menjadi rentan terhadap stunting.
Selain itu, sanitasi dan air minum yang aman menjadi prasyarat penting untuk memastikan transisi menuju ekonomi hijau dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, kata dia, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat niscaya terus meningkat.
Sebaliknya, lanjut Ma'ruf, pengelolaan sanitasi yang buruk akan menimbulkan pencemaran lingkungan, air dan tanah yang tentu saja akan mempengaruhi keberlanjutan planet yang kita tinggali saat ini.
Baca juga: Program Pamsimas Kementerian PUPR Sukses Hadirkan Air Minum dan Sanitasi Layak untuk Bangsa