"Irisan pemilih yang sama ini yang kemudian memungkinkan Ganjar Pranowo, sekalipun tidak dideklarasikan oleh para pemilihnya oleh relawannya, tapi akan (didukung relawan-relawan Jokowi)," lanjut Adi.
Menurut Adi, keadaan ini sama seperti keadaan Jokowi dalam Pemilu 2014 silam.
"Saya membayangkan suasana politik ini mirip-mirip suasana politik 2014 yang lalu."
"Dimana Jokowi itu diperkuat oleh sejumlah relawan dari akar rumput yang memang pada saat itu belum mendapatkan tiket dari PDIP, ini hampir sama (suasananya) dengan saat ini."
"Ganjar Pranowo muncul di tahun 2024, relawan bermunculan di mana-mana tapi pada saat bersamaan dia harus bersaing mendapatkan tiket PDIP dengan Puan yang kita tahu sedang melaukan kerja-kerja politik," sambung Adi.
Kendati demikian, Jokowi meminta kepada para pendukungnya untuk tetap sabar.
Hal ini karena pemilik tiket, yakni Megawati Soekarnoputri, belum menentukan siapa Capres yang akan diusungnya menggunakan kendaraan PDIP.
Stabilitas ini yang ingin dikendalikan Jokowi.
Sementara itu, Ketua Umum Jokowi Mania Immanuel Ebenezer mengatakan sangat mungkin terjadi 99 persen pendukung Jokowi akan mendukung Ganjar Pronowo dalam Pilpres 2024 nanti.
"Dapat saya katakan 99 persen pendukung Jokowi akan mendukung Ganjar Pronowo nanti."
"Apalagi nanti kalau ada (kejadian) Ganjar tidak dapat tiket (maju Pilpres) saya yakin rakyat akan mempersiapkan tiket untuk Ganjar 2024 nanti, biar rakyatlah yang menentukan," kata Nuel.
Baca juga: Sejumlah Menteri Jokowi Dikabarkan Bakal Jadi Capres 2024, Ini Tanggapan Sekjen PDIP
Terkait dengan ultimatumnya "Ojo kesusu", Jokowi hanya ingin menjaga kestabilan politik agar tidak ada istilah-istilah yang memecah belah pertasuan Indonesia.
"Jokowi berharap politik ke depannya lebih stabil dan tidak ingin merusak situasi yang sata ini sedang diramu oleh Jokowi sendiri."
"Biar tidak ada politik Kadrun- Kampret lagi nanti," lanjut Nuel.