Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agenda Musra (Musyawarah Rakyat) merupakan keputusan final Rakernas V Projo di Balkondes Ngargogondo Borobudur Magelang, Minggu (22/5/2022) pekan lalu.
Menggali, merespon, menyerap, mendengarkan bahkan merekam aspirasi-aspirasi suara rakyat mayoritas tentang siapa pemimpin yang diinginkan dan di idolakan rakyat Jawa Timur pelanjut Jokowi kontestasi Pilpres Februari 2024 mendatang.
Ketua Kominfo Dewan Pimpinan Daerah Projo Jawa Timur, Azhari Hasan mengatakan, kriteria calon Presiden idola masyarakat itu tidak boleh kaleng-kaleng.
"Harus benar-benat berpihak perbaikan nasib rakyat bukan kepentingan organ-organ, itulah yang dicari Projo Jatim," kata Azhari dalam keterangannya, Jumat (27/5/2022).
Azhari mengatakan, pihaknya melakukan roadshow, bertatapan langsung dengan masyarakat seperti di pangkalan tukang becak, warung kopi, PKL alun-alun, pasar rakyat, pasar modern seperti mall dan lembaga-lembaga di pelosok desa.
Tentunya, untuk menggali siapa sosok idola calon Presiden akan datang dan apa yang diharapkannya.
“Kami melakukan roadshow ke beberapa daerah tapal kuda dan mataraman terkait nama-nama capres yang yang sudah popular di media-media cetak atau online, kepada mereka kami ajukan beberapa pertanyaan juga menanyakan alasannya,” ungkap Azhari.
Azhari menuturkan, pertanyaannya tentang siapa calon Presiden yang akan dipilih nanti dan apa alasannya?
Alhasil banyak spontanitas disitu mayoritas masyarakat menjawab Ganjar Pranowo dengan alasan mereka sudah kenal, itu saja.
Baca juga: Ketua Umum Projo Sebut Dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu Sebagai Manuver Cerdas
"Ketika ditanya kira-kira memilih siapa calon Presidennya besok 2024?, mereka spontan merespon Pak Ganjar, itu pak! kenapa Pak Ganjar mereka menjawab sudah kenal pak sudah tahu," terangnya.
Ditanya soal dari mana kenal mengenal Ganjar Pranowo, mereka mengatakan kenal karena sudah sering di omongin oleh orang-orang dan juga tahu dari medsos twitter, facebook, tik tok.
"Ditanya calon yang lain seperti Prabowo mereka menjawab Pak Ganjar saja pak, di singgung Puan Maharani mereka jawab itu saja pak," sambungnya.
Berikut ditanya soal Anies Baswedan mereka menjawab tidak kenal dan belum tentu.
Soal alasannya, mereka mengatakan Pak Ganjar orangnya merakyat, mirip dengan Jokowi.
“Alasan mereka simple, Pak Ganjar mirip Jokowi, merakyat! ada juga mengatakan pak Ganjar booming, tanpa ragu mereka jawab,” beber Azhari.
"Begitu dan seterusnya,” kata Azhari.
Melanjutkan, ditanya soal mengarah kepada Ganjar Pranowo, Projo Jatim Azhari mengatakan secara prinsip “ojo kesusu” jangan terburu-buru meskipun hasil roadshow menjawab Ganjar Pranowo.
Ini Pra Musra, konfirmasi atau konfrontir di awal di akar rumput itu sangat penting. Agar terukur, semua cara dan pendekatan dilakukan itu juga bersama cabang-cabang Projo di 38 Kab/Kota.
“Faktanya itu dilapangan, Ganjar Pranowo mayoritas. Apakah Projo Jatim putuskan mendukungnya, proporsional saja nanti, wait and see dulu lah, ini kan roadshow random access dan hasil observasi verbal dengan para ketua cabang-cabang Projo di daerah, ini upaya juga,” tegas Azhari.
Baca juga: Kerap Disebut Relawan Rasa Partai, Bagaimana Kekuatan Projo Jika Jadi Parpol?
Azhari membeberkan, Presiden Jokowi di Rakernas menyampaikan 'ojo kesusu' soal siapa yang akan didukung. Artinya, Projo Jatim akan step by step.
"Pertama akomodir serapan aspirasi-aspirasi hasil roadshow. Kedua, Musra DPD akomodir cabang, Ketiga, keputusan dan diputuskan oleh Ketua Umum DPP Projo, bulatnya nanti ya Ketum bersama Dewan Pembina,” bebernya.
Azhari membeberkan, di tahun 2019 Jawa Timur kemenangan Jokowi 7,7 juta suara. Meraup 65,7 persen. Jokowi tercatat menang di 32 daerah dari 38 Kab/Kota. Ada 6 daerah kekalahan, yakni Bondowoso, Situbondo, Pacitan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Kekalahan tebal di 2 daerah di pulau Madura, yakni Sampang dan Pamekasan.
“Roadshow juga di daerah kekalahan itu, seperti Sampang dan Pacitan. Masyarakat masih mendominasi Pak Ganjar Pranowo. Meskipun kami tahu ke depan masih ada dinamika politik. Ya, ayyo monggo kita lihat bersama perkembangan di lapangan, semua bisa merubah itu,” tegas Azhari.