Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pondok pesantren disebut hadir tak hanya sebagai pencetak generasi santri yang bertakwa, tetapi juga mandiri secara ekonomi.
Hal itulah yang kemudian mendorong salah satu perusahaan milik Tommy Soeharto, PT. Putri Satu Tujuh (PS7) melakukan pemberdayaan manusia melalui pondok pesantren.
Direktur PS7, Mustopo, mengatakan pihaknya kini menggandeng pondok pesantren Al-Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
"Kami kerja sama lewat produksi gula rendah kalori yang merupakan paduan antara gula tebu dengan ekstrak daun stevia yang rendah kalori, sehingga aman dikonsumsi sebagai pengganti konsumsi gula harian masyarakat," kata dia dalam keterangan yang diterima, Senin (30/5/2022).
Pengasuh Ponpes Al-Baghdadi, KH. Junaidi Al-Baghdadi menuturkan bahwa kerja sama yang strategis dengan tujuan ponpes dapat melatih para santri untuk lebih mandiri.
“Terjalinnya kerja sama strategis, tentunya sejalan dengan tujuan ponpes. Selain mendidik keimanan dan ketakwaan, juga untuk melatih para santri dan jemaah untuk mandiri secara ekonomi di kemudian hari," kata Junaidi
Dia menambahkan menambahkan gula Al-Baghdadi ini akan didistribusikan melalui jaringan ponpes.
"Sehingga jemaah memiliki peluang untuk berwirausaha. Kami juga melakukan pendampingan secara berkelanjutan, serta pelatihan-pelatihan pemasaran bagi santri dan jemaah," tambahnya.
Baca juga: Hadir di Dzikir Manaqib Ponpes Al-Baghdadi Karawang, LaNyalla: Istiqomah Kunci Keberhasilan
Dia mengatakan kerja sama antara ponpes dan PS7 dijalin dalam waktu satu tahun dan alan diperbaharui kembali.
"Kerjasama tersebut kami sepakati target produksi, bahwa produsi Gula PS7 Al-Baghdadi dalam 1 tahun ditargetkan dapat berproduksi sebanyak 6 kali, dan besaran per-produksinya adalah 150 ribu pouch atau 2500 dus," kata dia.