TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memberi tanggapan terkait kritik elite partainya yang menilai meremehkan kinerja Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo dianggap tak memiliki prestasi dan hanya bermain media sosial.
Rudy pun menyebut, jika Ganjar tak berprestasi tak mungkin Megawati menugaskan Ganjar menjadi gubernur selama dua periode.
Menurutnya, Ganjar juga sosok yang patuh terhadap Megawati terkait pencalonan presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Pak Ganjar ini sangat menghargai ketua umum. Kalau ditanya mau nyalon presiden, beliau tegas taat dan patuh pada ketua umum," kata Rudy, Kamis (2/6/2022), dikutip dari TribunSolo.com.
Baca juga: Ganjar Pranowo: Kritik dari Kolega Adalah Vitamin untuk Memperbaiki
Diketahui, kritik ini datang dari anggota DPR RI fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan.
Mengutip Kompas.com, Trimedya yang menilai Ganjar ambisius maju capres, juga mempertanyakan kinerja sang gubernur.
Bahkan, Trimedya membandingkan bagaimana kinerja Ganjar dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
"Ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
"Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR, kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu."
"Selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik, tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” imbuhnya.
Membantah hal tersebut, Rudy mengatakan jika Ganjar bukan sosok tidak berprestasi, maka Megawati tak mungkin menugaskannya.
Ia pun menilai keaktifan Ganjar di media sosial adalah hal lumrah.
Terlebih, di era melek teknologi ini media sosial dapat digunakan untuk laporan kegiatan.
"Kalau Pak Ganjar tidak berprestasi, nggak mungkin ditugaskan menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode oleh ketua umum. Itu indikatornya," ujarnya.
Baca juga: Politisi PDIP Serang Ganjar: Selain Main Medsos, Apa Kinerjanya Selama 8 Tahun Jadi Gubernur?
Baca juga: Overview Tribunnews 2 Juni 2022: Dicari Pengganti Ganjar di Jateng
"Gubernur ini kan membawahi 35 kota/kabupaten, tidak mungkin bisa menjangkau semua dalam satu waktu, makanya butuh medsos ini."
"Apalagi saat pandemi kemarin, semua serba daring. Sekarang eranya sudah berbeda," tandasnya.
Reaksi Ganjar
Terkait kritikan Trimedya Panjaitan terhadap dirinya, Ganjar Pranowo tidak menampiknya.
Ia mengatakan semua hal terkait Pilpres 2024 mendatang sudah menjadi wewenang Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.
"Menghormatilah. Urusannya kan urusan copras-capres to, itu."
"Capres itu PDI-P sudah jelas, itu urusan ketua umum, urusannya Bu Mega," kata Ganjar kepada wartawan, Kamis (2/6/2022), mengutip Kompas.com.
Lebih lanjut, ia mengaku saat ini lebih berfokus menyelesaikan masalah banjir rob dan minyak goreng di Jateng.
"Saya tak nyambut gawe (bekerja) ngurusi rob, saya tak nyambut gawe (bekerja) ngurusi minyak goreng dulu," pungkasnya.
Baca juga: Sosok Trimedya Panjaitan, Ketum Persatuan Gulat yang Menyindir Ganjar: Apa Kinerjanya 8 Tahun
Baca juga: Eko Kuntadhi Klaim Sejumlah Relawan Jokowi Dukung Ganjar Pranowo
Pengamat: Semakin Jelas Ada Faksi
Kritik Trimedya
pada Ganjar dinilai Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, telah memperjelas ada faksi di internal PDIP.
Lantaran, bukan sekali dua kali Ganjar disentil para elite partai.
Ia pun berpendapat jika Ganjar terus mendapat kritk, maka peluang sang gubernur diusung menjadi capres akan semakin kecil.
"Jika kondisi ini berlanjut, semakin kecil peluang bagi Ganjar untuk mendapatkan restu politik Megawati," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).
"Ibaratnya, jika menyatu dengan kader di internal partainya saja terkendala, bagaimana bisa menyatu dengan rakyat yang sangat heterogen?" tambahnya.
Umam menuturkan, awal mula faksi DPIP satu diantaranya adalah dipengaruhi strategi politik Ganjar yang kurang tepat.
Belakangan ini, kata Umam, Ganjar lebih fokus menjalankan kerja-kerja politik personalnya lewat kunjungan dan sosialisasi di luar Jawa.
Meski bisa meningkatkan elektabilitas, hal itu dinilai Umam menjadi faktor dukungan PDIP pada Ganjar kian rapuh.
Karena itu, alih-alih bersikukuh meningkatkan elektabilitas, Ganjar disarankan untuk fokus memperbaiki komunikasi politiknya dengan kader-kader utama di internal PDIP.
Baca juga: Sempat Bertemu Jokowi di Istana, Surya Paloh Tepis Isu Usulkan Anies-Ganjar di Pilpres 2024
Baca juga: Politisi PDIP Puji Puan Sekaligus Sindir Ganjar: Apa Kerjanya Selama 8 Tahun Selain Main Medsos?
Jika tidak, gap politik antara Ganjar dan PDIP diprediksi akan semakin melebar.
"Sebab, jika terlalu 'merasa ganteng sendiri', hal itu akan menciptakan gap komunikasi dan menguapnya harapan dukungan dari Ketua Umum Megawati," tandasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSolo.com/Tara Wahyu VN, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya/Riska Farasonalia/Fitria Chusna Farisa)