Akademisi dan pengamat pertanian, Bustanul Arifin menilai pertumbuhan sektor pertanian nasional cukup baik.
Meski begitu, Bustanul menekankan, harus dicermati apakah petani mendapat manfaat langsung dari meningkatnya harga pangan saat ini.
Namun, jelas Bustanul, dengan tantangan perubahan politik dan ekonomi dunia yang kompleks saat ini, bila tidak ada teknologi baru dalam pengelolaan pertanian yang mengarah pada intensifikasi yang berkelanjutan, Indonesia akan menghadapi masalah pangan.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan dalam tiga tahun terakhir sektor pangan dihantam pandemi dan perubahan iklim yang mengganggu produksi dan distribusinya.
Kondisi itu, tambahnya, diperparah dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan terganggunya ketersediaan pupuk yang merupakan bagian dari proses produksi pangan.
Namun, jelas Syahrul, inflasi nasional tetap terjaga dengan dukungan pasokan dan pertumbuhan sektor pangan menjadi faktor penopang utama.
Syahrul optimistis untuk membangun sektor pangan yang kuat perlu campur tangan teknologi dalam proses produksi pangan nasional.
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi mengungkapkan untuk mencapai target menjadi negara dengan ekonomi nomor lima di dunia, Indonesia harus memacu pertumbuhan investasi sehingga iklim investasi nasional harus terus ditingkatkan.
Namun, tambah Lutfi, berbagai persoalan dunia terjadi dewasa ini mengganggu rantai pasok dan perdagangan dunia.
Sehingga tahun depan, ujar Lutfi, Indonesia akan melakukan 35 perjanjian perdagangan baru dengan sejumlah negara untuk mengatasi dampak terganggunya pasokan komoditas ke tanah air.
Kepala BKF Kemenkeu RI, Febrio Kacaribu mengungkapkan saat ini Indonesia memghadapi krisis di atas krisis, setelah menghadapi dampak Covid-19 saat ini muncul dampak perang Rusia-Ukraina.
Belum lagi, tambahnya, ada potensi kebijakan The Fed menaikkan tingkat suku bunga yang biasanya berdampak kepada negara-negara berkembang.
Berdasarkan kondisi tersebut, jelas Febrio, Pemerintah dan DPR menyepakati bahwa harga bahan bakar jenis Pertalite dan listrik tidak perlu naik, untuk meredam dampak lebih besar terhadap masyarakat.
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid berpendapat, penting sekali untuk mengatakan Indonesia cukup tangguh dalam menghadapi pandemi hingga saat ini dan luar biasa.