Azril menyebut, masyarakat lokal Kamboja gratis masuk Angkor Wat.
"Angkor Wat yang di Kamboja, itu memang harganya 37 dolar (untuk wisatawan mancanegara) untuk satu hari, namun untuk rakyatnya, untuk local people, itu tidak bayar," ungkapnya.
"Artinya untuk dibandingkan saja dengan Angkor Wat, mereka tidak bayar untuk lokal," imbuhnya.
Tidak Setuju Kenaikan Harga untuk Konservasi
Lebih lanjut menurut Azril, alasan menaikkan tarif naik Candi Borobudur untuk konservasi tidaklah tepat.
"Kalau (kenaikan tiket) untuk konservasi warisan budaya, ini kan tugas pemerintah," ungkap Azril.
Selain itu, UNESCO juga sudah memberikan bantuan sudah lama.
"Kalau lagi wisatawan atau pengunjung dibebankan lagi, apakah pemerintah sudah tidak sanggup?"
"Tetapi membangun satu sirkuit dengan sekian triliun masih bisa, tapi untuk menjaga warisan satu-satunya di dunia kenapa ini tidak bisa? Kecuali kalau tidak sanggup," ungkapnya.
Baca juga: Rencana Tarif Naik Candi Borobudur Rp 750 Ribu Banyak Diprotes, Luhut dan Ganjar Sepakat Menundanya
Sehingga ia menekankan alasan menaikkan tiket Candi Borobudur bila hanya untuk konservasi, kurang tepat.
"Tetapi kalau menaikkan dengan mengembalikan kepada service, kepada layanan, oke," ungkapnya.
Azril setuju dan mendukung pembatasan pengunjung Candi Borobudur.
Menurutnya, pengelola hanya perlu memberikan pembatasan dengan sistem pendaftaran atau registrasi secara online.
"Kalau membatasi ya secara registrasi online saja, sampai jumlah 1.200 misalnya, yaudah stop, nanti untuk hari berikutnya," ungkap Azril.