News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Besar IPB dan ITB Sambut Baik Upaya Kementan Wujudkan Pertanian Berkelanjutan Lewat Bahan Alami

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementan terus mendukung penerapan pertanian berkelanjutan melalui penggunaan bahan-bahan organik.

"Kita masih harus sama-sama berjuang agar Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia bisa terwujud. Pertanian yang berkelanjutan secara teknologi dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial dapat diterima masyarakat dan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Langkah yang harus dilakukan adalah gunakan pupuk organik dan hayati, kurangi takaran pupuk kimia/pestisida dengan bijak dan ecofarming,” terangnya.

Lebih lanjut Prof. Iswandi menuturkan pupuk utama itu adalah pupuk organik, sedangkan pupuk sintesis itu adalah pupuk tambahan.

Pupuk organik dapat memperbaiki hampir semua sifat tanah (fisik, kimia, biologi tanah), mengandung semua unsur hama esensial 13/16, dapat dibuat sendiri oleh petani di lokasi dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

"Yang kurang dalam pupuk organik adalah NPK yang bisa ditambahkan sebagai pelengkap penting,” cetusnya.

Rachmat dari Direktorat Serealia Kementan menjelaskan Biosaka berbahan alami yang diperoleh dari tanaman sehat sekitar. Budidaya padi dan kedelai sudah menunjukan hasil yang sangat menjanjikan pada daya tahan tanaman terhadap stress serta peningkatan produktivitas lahan padi dan kedelai.

Ia menambahkan oemanfaatan biosaka sebagai bahan elicitor di Indonesia relatif masih baru dan masih perlu terus diuji dan dikembangkan dimasa depan di berbagai daerah dengan kondisi dan karakteristik lahan berbeda.

Salah satu pemanfaatan biosaka yang sangat potensial dan menjanjikan adalah dalam penanganan stress budidaya tanaman pada lahan dengan PH rendah dan salinitas tinggi.

“Barang ini (biosaka) hanya bisa dibuat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam. Jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Biosaka harapannya menjadi sebuah gerakan masal para petani bagaimana kita bisa menyelamatkan alam, kembali ke alam dan memanfaatkan bahan alami untuk kelestarian dan keberlanjutan," beber Rachmat.

Muhammad Anshar selaku penggagas Biosaka mengatakan produknya berasal dari rumput-rumputan, ilalang atau tanaman apapun yang ada disekitar lahan sawah ataupun tegalan asalkan dalam kondisi sehat. Proses pembuatan Biosaka harus secara manual (diremas) tidak dapat menggunakan alat seperti blender atau sejenisnya.

"Saya yakin Biosaka yang dibuat bisa menghilangkan ketergantuan para petani dari pupuk bersubsidi (kimia) dan sudah terbukti biaya produksi jadi hemat sekitar 3 juta," tuturnya.

Perlu diketahui, dalam BTS Propaktani ini para peserta diajari langsung oleh Anshar cara memilih dedaunan, rumput untuk membuat Biosaka.

Mereka antusias dan langsung mempraktekan cara meramu, memeras dan melihat kualitas hasil biosaka yang masing2 dibuat. Banyak yang penasaran mencoba, beberapa petani, penugasan lapang berhasil mempraktekannya.

Untuk pemilihan rumput pembuatan Biosaka, harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini