News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keluarga Sertu Marctyan Bayu Pratama Minta Keadilan: Usut Tuntas Kematian di Timika

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri Rejeki (kiri) meminta Panglima TNI agar mengusut kasus kematian anaknya di Papua. Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak keluarga almarhum Sertu Marctyan Bayu Pratama menuntut keadilan.

Marctyan Bayu Pratama diduga tewas dianiaya seniornya di TNI saat ditugaskan di Timika, Papua, pada 2021.

Asri Purwanti, kuasa hukum pihak keluarga Marctyan Bayu Pratama mencari keadilan untuk memperjuangkan kebenaran soal kematian Sertu Bayu.

Hal serupa sudah disampaikan kepada Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.

Marctyan Bayu Pratama disebut terlibat jual beli amunisi kepada teroris KKB, untuk itu pihaknya ingin mengetahui.

“Kami ingin tahu kalau memang (Bayu jual beli amunisi). Kalau terlibat itu kapan terlibatnya, kan Bayu di tahan. Karena Bayu itu dikirim Juni (ke Papua) ditahan pertengahan Agustus," kata dia dalam keterangannya 

Menurut dia, penganiayaan yang menyebabkan Sertu Bayu meninggal dunia, apapun alasannya, hal itu tidak dibenarkan.

Pihaknya sebagai orang tua tidak terima kematian tersebut.

Baca juga: Panglima TNI Janji Kawal Kasus Tewasnya Sertu Bayu Hingga Tuntas

"Masuk TNI itu kan kebanggaan. Nah sekarang kenapa mati di tangan seniornya sendiri. Kenapa enggak dilindungi. Kalau memang salah kami ikhlas kok, enggak apa-apa kalau memang mengkhianati negara, tapi dengan prosedur yang benar,” katanya.

“Tapi melalui peradilan. Kalau Bayu memang salah terus sampai seperti itu masih ada peradilan karena apa, setiap manusia berhak untuk hidup. Kan ada peradilan, harusnya diproses hukum, diselidiki, selain Bayu siapa dan bagaimana, kan gitu,” tuturnya.

Dia mengaku sudah pernah meminta klarifikasi kepada pimpinan Satgas perihal aturan seorang pimpinan diperbolehkan menganiaya juniornya ketika melakukan kesalahan.

Hanya saja, Asri tidak menyebutkan siapa nama pimpinan almarhum Bayu saat bertugas di Papua.

“Ada (komunikasi dengan pimpinan Bayu) saya tahu. Saya sudah telepon ke beliaunya. Saya pernah telpon dan saya pernah menghadap. Saya tidak berani menyebutkan (nama pimpinan Bayu),” kata Asri.

Berdasarkan penjelasan dari pihak keluarga, dia mengetahui Sertu Marctyan Bayu Pratama  dianiaya hanya karena masalah utang piutang.

Dia mengetahui persoalan utang piutang itu sudah dilunasi pada bulan November. Di mana pihak keluarga mempunyai bukti transferan telah lunas.

Baca juga: FAKTA Kasus Kematian Sertu Bayu, Prajurit TNI yang Diduga Dianiaya Senior dan Respons Panglima TNI

“Kalau (dugaan jual amunisi 600 butir) itu kami tidak tahu karena tahunya utang piutang. Saya hanya tau dari keluarga kasus utang piutang, penganiayaan hingga mati. Itu (jual beli amunisi) urusannya internalnya institusi,” ujarnya

Untuk memberikan keterangan, dia sudah meminta ibunda Sertu Bayu, Sri Rejeki (50) untuk dilakukan berita acara pemeriksaan (BAP)

“Makanya kami kemarin menyampaikan saya mohon ibu korban di BAP karena kami punya bukti-bukti (pelunasan utang)," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini