Berikut lanjutan wawancara Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:
Apa mekanisme untuk menjaring calon presiden apakah konvensional atau musyawarah dari bawah?
Baca juga: Sederet Tokoh Masuk Bursa Capres di PKS: Ganjar, Erick Thohir, Khofifah Hingga Anies Baswedan
PKS seperti yang Pak Febby sampaikan tadi dari bawah. Kami ini ada majelis syuro yaitu berkumpul enam bulan sekali membicarakan masukan dari tim DPP. Mereka mengambil perbandingan dari survei yang ada.
Yang menariknya survei kita sama Kompas banyak kesamaan. Kami melihat ada kesamaan seperti nama Pak Prabowo paling tidak dari sisi PKS-nya.
Lima tahun lalu PKS juga mendukung Pak Prabowo, benang merah apa yang kira-kira diambil untuk Pilpres 2024?
Yang pertama popularitas cukup, kedua capres harus punya kapasitas sebagai pemimpin bangsa dan negara, ketiga capres harus punya kemampuan kolaborasi mendukung satu sama lain.
Bangsa Indonesia rusak untuk dikelola sendiri. Kita harus tolong menolong bahu membahu, yang paling penting kolaborasi melayani Indonesia.
Elektabilitas capres yang dimunculkan lembaga survei cenderung masih stagnan di bawah 40 persen, bagaimana pendapat Habib Aboe Bakar?
Mereka ini putra-putri terbaik bangsa. Prinsipnya nama mereka sudah dikenal publik. Saya kira masing-masing nama berikut dalam bahasa Arab punya Umaiza (kelebihan).
Ada yang disenangi oligarki karena penakut, ada yang tidak disenangi oligarki karena berani tegas. Sebagai sebuah partai tentu nama-nama tersebut harus beredar di kader PKS. Dari DPP sampai masyarakat kita akar rumput.
PKS sendiri gimana, dulu kita punya sembilan nama tetapi sudah dipakai lagi.
Sekarang kita presisinya ke Dr Salim Segaf Al-Jufri sebagai Ketua Majelis Syuro PKS kita lihat sampai Juli ini apakah nanjak penokohannya. Kalau tidak kita siap dengan siapa saja.
Buat kami PKS tidak harus jadi Presiden dan Wapres, sadar diri kita cuma 50 persen tapi PKS harus mengusung capres pemenang.
Kita harus ada di dalam, capek kita di luar lagi maksudnya supaya kita bisa membangun bangsa.