TRIBUNNEWS.COM - Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak 12 Mei 2022, resmi menyatakan varian baru Covid-19, yaitu BA.4 dan BA.5 sebagai Variant of Concern.
Dikarenakan, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini dengan cepat dan masif meluas ke berbagai negara dan menyebabkan lonjakan kasus.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa terinfeksi virus ini.
"Sepanjang dia punya reseptornya pasti bisa (menular). Jadi tidak ada bedanya antara anak-anak dengan dewasa," ujar Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP(K), Minggu (12/6/2022).
Varian Omicron, kata Erlina, dikatakan memiliki masa inkubasi yang singkat yakni sekitar satu sampai tiga hari.
Baca juga: Pakar UGM Ungkap Gejala Umum Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Beserta Pengobatannya
Pasien yang telah terpapar varian Omicron bisa mengalami sejumlah gejala antara lain:
- Batuk (85 persen)
- Kelelahan (65 persen)
- Hidung tersumbat (59 persen)
- Demam (38 persen)
- Mual atau muntah (22 persen)
- Sesak napas (16 persen)
- Diare (11 persen)
- Anosmia atau ageusia (8 persen)
Menurut dia, para ahli sepakat kemungkinan gejala BA.4 dan BA.5 akan serupa dengan subvarian sebelumnya berdasarkan laporan dari berbagai negara.
"Jadi gejalanya sama dengan Omicron lainnya. Karena ini memang turunan dari Omicron maka gejalanya tidak jauh berbeda," jelas Erlina.
Bahkan termasuk Indonesia mengalami peningkatan yang dipicu oleh Omicron Varian BA.4 dan BA.5.
Baca juga: Kapan Kita Wajib untuk Memakai dan Tidak Pakai Masker? Simak Penjelasan Menkes
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, puncak kasus varian BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada bulan Juli mendatang.
"(Puncaknya) satu bulan sesudah diidentifikasi, jadi sekitar minggu ke-3-minggu 4 Juli, dan kemudian nanti akan turun kembali," ujar Menkes di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022), dikutip dari setkab.go.id.
Mengutip Covid19.go.id, dari studi awal di Eropa, perubahan karakteristik varian-varian baru ini, selain lebih cepat menular, juga mampu menghindari kekebalan tubuh paska infeksi Covid-19 dari varian sebelumnya.
Namun, simpulan ini masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan, serta tidak ditemukan indikasi varian ini menyebabkan gejala lebih parah.
Menurut European Centre for Disease Prevention and Control, peluang penularannya dapat menurun jika seseorang telah divaksin dibandingkan yang belum walau sudah terinfeksi sebelumnya.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, sebagai antisipasi terhadap varian baru di masa datang, Pemerintah akan terus meningkatkan upaya whole genome sequencing (WGS), melakukan studi epidemiologi sebaran varian, dan memastikan efektivitas alat testing khususnya di pintu-pintu masuk.
"Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus dengan varian baru dengan baik," Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers secara virtual, Selasa (14/6/2022) yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.
Cara Mencegah Varian Omicron BA.4 dan BA.5
Terkait varian baru, sejauh ini telah ditemukan 8 kasus berkaitan BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Pada prinsipnya munculnya varian baru di negara-negara tidak bisa dihindarkan.
Namun, bisa dicegah penyebarannya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.
Surveilans epidemiologi akan terus dilakukan oleh Pemerintah, untuk memantau perkembangan varian baru sekaligus melakukan analisis varian baru dari berbagai negara untuk kedepannya dapat mengambil langkah kebijakan yang tepat.
Dan sesuai pembelajaran dalam menghadapi varian baru di masa lalu, maka wajib bagi seseorang meningkatkan kesadaran pribadi menjalankan protokol kesehatan.
Terapkan sesuai peraturan yang berlaku dan segera vaksinasi bagi yang belum.
Karena para ahli bersepakat bahwa vaksin masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru.
"Kita tentunya berharap, tidak terjadi kenaikan kasus yang signifikan walaupun ditemukannya varian baru. Karena pada prinsipnya kasus yang terjaring akan melalui prosedur isolasi sampai dinyatakan negatif/sembuh," jelas Wiku.
(Tribunnews.com, Widya) (Kompas.com, Zintan Prihatini)