TRIBUNNEWS.COM - Partai NasDem mengusung tiga nama figur yang akan didukung sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu diantaranya.
Masuknya Andika menjadi peringkat kedua bakal capres NasDem dinilai diluar dugaan.
Pasalnya, sebelum rekapitulasi lengkap suara, ia hanya mengantongi 13 suara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem atau peringkat kelima.
Politikus NasDem, Effendy Choirie, mengatakan partainya tidak hanya melihat soal popularitas, akan tetapi ada aspek lain yang ingin diangkat NasDem.
Yakni militer, atau perspektif keamanan dan pertahanan negara, yang dinilai juga menjadi hal penting untuk kepentingan negara.
"Tiga orang ini ditawarkan ke publik, dua adalah sipil dan satu militer. Negara ini membutuhkan keamanan dan pertahanan, jadi perspektif keamanan juga penting."
Baca juga: Puan Tak Masalah NasDem Pilih Ganjar Jadi Bakal Capres: PDIP Bisa Koalisi dengan Siapapun
"NasDem tidak berpikir ekslusif, harus kadernya, harus dari dalam, atau yang popularitasnya tinggi."
"Ada aspek lain yang ingin ditampilkan oleh NasDem, yaitu militer. Nah ini menunjukkan yang diberikan NasDem ini untuk kepentingan negara," kata Effendy, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Minggu (19/6/2022)
Lanjutnya mengatakan, Jenderal Andika Perkasa juga dinilai memiliki kapasias yang mempuni.
Terlebih, menurutnya TNI juga menjadi lembaga yang dipercaya publik paling tinggi.
"Secara objektif, Pak Andika seorang Panglima TNI, tentu punya kapasitas, punya pengalaman dan pendidikan tinggi, dan hierarki dalam kepemimpnan di TNI dilalui semua."
"Dan menurut hasil survei lembaga yang dipercaya oleh publik, tertinggi adalah TNI," ujarnya.
Pengamat: Langkah Cerdik NasDem Pilih Andika Perkasa
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai keputusan NasDem memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai bakal capres sebagai langkah cerdik.
Status Andika yang saat ini menjabat sebagai Panglima TNI, dinilai Ari menjadi daya tarik politik yang tinggi.
Tak hanya itu, ia berpendapat menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, ini memiliki performa dan latar belakang kepemimpinan yang baik.
“Khususnya perempuan, karena muncul sosok militer, muda, ganteng, macho, berprestasi, dan punya jabatan tertinggi di militer,” papar Ari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: Direkomendasikan sebagai Capres oleh NasDem, Ganjar Menghormati tapi Tegaskan Dirinya Tetap PDIP
Baca juga: Ganjar Pranowo: Saya Nggak Pernah Dibuang PDIP, Masih di Kandang
Lebih lanjut, Ari mengatakan keberanian NasDem memilih Andika bisa menjadi daya tarik bagi partai politik lain.
Karena itu, Ari menyebut NasDem cukup lihai memilih Andika sebagai bakal capres.
Lantaran, parpol lainnya terkunci untuk mencari figur potensial lain.
“Dengan nama Andika ke dalam bursa capres yang dimulai oleh NasDem tidak mungkin ke depannya akan menjadi daya pikat bagi partai-partai lain,” imbuhnya.
NasDem Pilih Tiga Nama Bakal Capres
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa; dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; terpilih menjadi kandidat capres dari Partai NasDem.
Sebagaimana diketahui, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, sudah mengumumkan tiga nama calon presiden (capres) saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di JCC Senayan pada Jumat (17/6/2022) malam.
Ketiga figur, yakni Anies, Ganjar, dan Andika dinilai memiliki kualifikasi sebagai capres NasDem.
Untuk itu, langkah selanjutnya yang dilakukan NasDem adalah menjalin komunikasi dengan ketiga tokoh tersebut.
“Setelah ini keputusan (pengusungan) akan kami kirim pada para kandidat dan secara kultural kami akan jalankan komunikasi dengan tiga kandidat itu,” kata Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, Jumat (17/6/2022), dilansir Tribunnews.
Setelah surat keputusan dikirim, Willy berharap segera mendapat respons dari ketiga kandidat capres itu.
Selanjutnya, Partai NasDem akan melakukan pendekatan kepada Anies, Ganjar dan Andika.
(Tribunnews.com/Milani Resti Dilanggi/Pravitri Retno W/Suci Bangun DS/Igman Ibrahim) (Kompas.com/Tatang Guritno)