"Saya melihatnya kalau soal berapa besar bisa menjadi capres dan cawapres itu soal Andika ini agak berat."
"Kenapa? Karena di akhir tahun 2022, Andika akan pensiun menjadi Panglima TNI."
"Biasanya jika pejabat itu pensiun tidak punya power kekuasaan maka akan hilang juga previlage itu, akan hilang juga dukungan itu," kata Ujang saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (18/6/2022).
Ujang pun memprediksi nasib Andika Perkasa tidak jauh beda dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu akan sulit bersaing dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Dulu kita ingat Pak Gatot begitu kencang 2019 dengan yang lalu namanya santer disebut sebagai capres, tetapi ketika dicopot oleh Jokowi ya lalu hilang saja namanya akhirnya sulit untuk bisa bersaing."
"Saya melihat Andika juga memiliki potensi yang sama seperti itu," jelas Ujang.
Dijelaskan Ujang, langkah Andika Perkasa semakin berat karena elektabilitasnya juga tidak terlalu mencolok dibandingkan figur-figur lainnya.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Andika.
"Jadi itu yang sekarang menjadi tantangan Andika, dia akan pensiun tahun ini dan ada jarak yang lama menuju pendaftaran capres dan cawapres."
"Lagipula elektabilitas Andika tidak bagus bagus banget, tidak masuk tiga besar gitu," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Igman Ibrahim) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)