TRIBUNNEWS.COM - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai keputusan NasDem memilih Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai bakal calon presiden (capres) sebagai langkah cerdik.
Status Andika yang saat ini menjabat sebagai Panglima TNI, dinilai Ari menjadi daya tarik politik yang tinggi.
Tak hanya itu, ia berpendapat menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, ini memiliki performa dan latar belakang kepemimpinan yang baik.
“Khususnya perempuan, karena muncul sosok militer, muda, ganteng, macho, berprestasi, dan punya jabatan tertinggi di militer,” papar Ari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).
Lebih lanjut, Ari mengatakan keberanian NasDem memilih Andika bisa menjadi daya tarik bagi partai politik lain.
Baca juga: Direkomendasikan sebagai Capres oleh Nasdem, Ganjar Menghormati tapi Tegaskan Dirinya Tetap PDIP
Baca juga: Ganjar Pranowo: Saya Nggak Pernah Dibuang PDIP, Masih di Kandang
Karena itu, Ari menyebut NasDem cukup lihai memilih Andika sebagai bakal capres.
Lantaran, parpol lainnya terkunci untuk mencari figur potensial lain.
“Dengan nama Andika ke dalam bursa capres yang dimulai oleh Nasdem tidak mungkin ke depannya akan menjadi daya pikat bagi partai-partai lain,” imbuhnya.
Kendati demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, justru memberikan pendapat yang berbeda.
Ujang menilai langkah Andika untuk maju menjadi capres ataupun calon wakil presiden (cawapres) sangat berat.
Terlebih, kata Ujang, Andika akan memasuki masa pensiun pada akhir 2022 nanti.
Menurutnya, banyak pejabat yang pensiun biasanya akan kehilangan kekuasaan yang berdampak pada dukungan dari publik.
Ia pun memprediksi nasib Andika Perkasa tak akan jauh berbeda dengan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
"Saya melihatnya kalau soal berapa besar bisa menjadi capres dan cawapres itu soal Andika ini agak berat."