Jokowi pun didaulat menjadi ketua organisasi tersebut.
Karier politik
Setelah 2 tahun Jokowi memimpin Asmindo, pengurus dan anggota perkumpulan pengusaha itu mulai melontarkan ide pencalonan Jokowi di Pilkada Solo 2005.
Awalide itu muncul, Jokowi hanya menganggapnya dengan tawa dan secara halus menolaknya. Namun, aspirasi tersebut terus menguat.
Politik akhirnya menarik minat Jokowi. Ia lantas bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada tahun 2004.
Memulai debutnya, Jokowi maju di Pilkada Solo 2005 berpasangan dengan sesama kader PDI-P, FX Hadi Rudyatmo.
Keduanya menang dan terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo periode 2005-2010.
Pada pemilihan Wali Kota Solo selanjutnya, Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo kembali memenangkan kontestasi. Keduanya dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo periode 2010-2017.
Namun, baru 2 tahun menjabat, PDI-P memberi mandat ke Jokowi untuk maju di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
Diusung oleh PDI-P dan Gerindra, Jokowi dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Jokowi dan Ahok berhadapan dengan lima pasangan calon lain ketika itu. Keduanya berhasil menduduki posisi teratas pada Pilkada DKI putaran pertama dengan persentase perolehan suara sebanyak 42,60 persen.
Pada putaran kedua, Jokowi dan Ahok berhasil mengungguli pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Jokowi dan Ahok pun resmi terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.
Jadi presiden
Karier politik Jokowi terus menanjak. Namanya melejit karena dicitrakan dekat dengan rakyat.
Program "blusukan" yang melambungkan nama Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo ia bawa saat memimpin pemerintahan ibu kota negara.
Popularitas itu lantas memantapkan PDI-P untuk mengusung Jokowi di Pilpres 2014.
Saat itu, dia dipasangkan dengan Jusuf Kalla yang pada tahun 2004-2009 sudah lebih dulu menjadi wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di Pilpres 2014, Jokowi dan Kalla harus melawan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Kontestasi itu dimenangkan Jokowi-Kalla yang memperoleh 70.997.859 suara atau 53,15 persen.
Sementara, Prabowo-Hatta Rajasa mengantongi 62.576.444 suara atau 46,85 persen.
Lima tahun menjabat sebagai presiden, Jokowi kembali bertarung di Pilpres 2019. Ia berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Lagi-lagi Jokowi harus berhadapan dengan Prabowo, yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Jokowi-Ma'ruf pun keluar sebagai pemenang dengan mengantongi 85.607.362 suara atau 55,50 persen.
Sedangkan Prabowo-Sandi harus puas dengan 68.650.239 suara atau 44,50 persen.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com