"Apalagi Jakarta ini dengan situasi saat ini hal yang harus menjadi perhatian. Seperti polusi yang tertinggi di dunia, bayangkan baru selesai menuju endemis langsung polusi tertinggi dunia dan banyak persoalan persoalan lain," imbuhnya.
Eriko menilai butuh sosok pemimpin yang visioner untuk memimpin Jakarta ke depan.
Dikatakan Eriko, para kader PDIP melihat Gibran dan Risma mampu memperbaiki kotanya dengan sangat baik saat menjadi pemimpin di daerah.
Padahal tipe masyarakat kota seperti Solo dan Surabaya, menurut Eriko, mirip-mirip dengan di Jakarta.
"Di tatanan kader PDIP selain Gibran ada Bu Risma, nah Bu Risma sudah terbukti di surabaya menurunkan suhu sebanyak 112 derajat dan membuat kota surabaya menjadi nyaman," ucapnya.
"Begitu juga Mas Gibran, kita tunggu hasilnya. Tapi sepengamatan kami sampai saat ini, karena kita sering ke kota Solo sangat baik," imbuhnya.
Lebih lanjut, anggota Komisi XI DPR RI itu menilai dukungan ini sebetulnya bisa-bisa saja terpenuhi.
Apalagi, lanjut dia, mekanisme penjaringan pimpinan wilayah bagi PDIP adalah diharuskan dari kader partai sendiri.
"Kalau di kami memang dari DPRD itu arahnya setelah menjadi pimpinan DPRD. Kalau dia bagus sekali dia diberikan kesempatan memimpin kota atau kabupaten menjadi Bupati/Wabup ataupun Walikota," ucapnya.
"Nah ini mulai dari Walikota menjadi bahan dasar untuk calon gubernur. Karena apa di situ tingkatannya, setelah dari Kota kabupaten mana kader kader yang memang memiliki lebih kesempatan untuk naik menjadi gubernur. Bahkan PDIP bisa membuktikan dari walikota gubernur kemudian calon presiden yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi)," pungkasnya.