Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jawa Tengah (Jateng) lebih besar daripada maju pada Pilgub DKI Jakarta 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekitif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Batu Loncatan Gibran di Kontestasi Pilgub DKI 2024', Sabtu (25/6/2022).
"Kalau di Jateng, Gibran ini tidur saja pasti menang," kata pengamat politik UIN Jakarta itu.
"Coba bayangkan ini belum paripurna tetapi wali kota popularitasnya itu sudah 76 persen elektabilitas secara tertutup sudah 28 persen," imbuhnya.
Baca juga: Ketua DPP PDIP Sebut Gibran dan Risma Didukung Kader Akar Rumput Maju Pilgub DKI 2024
Adi menjelaskan analisisnya itu didukung survei miliknya yang menunjukkan nama Gibran mulai muncul di dua wilayah yakni DKI Jakarta dan Jateng.
"Magnet politik Gibran ada tiga. Pertama anak presiden, kedua faktor PDIP, yang ketiga Wali Kota Solo, dan paling dominan itu nomor dua," ujarnya.
"Kabar baiknya Gibran saat ini muncul di dua survei wilayah dan jadi kunci di Jateng dan Jakarta," tandasnya.
Didukung Kader PDIP
Kader PDI Perjuangan (PDIP) di akar rumput cenderung mendukung Gibran Rakabuming Raka atau Tri Rismaharini maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada pemiliham kepala daerah (pilkada) 2024.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Batu Loncatan Gibran di Kontestasi Pilgub 2024', di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Eriko mengungkapkan suara-suara itu muncul setelah ada sejumlah problem di Jakarta.
Eriko mencontohkan soal polusi udara di Jakarta yang semakin memburuk hingga perubahan nama jalan.
"Memang kelihatannya mengerucut. Ini dari kader-kader kami mengerucut, ini bukan satu keputusan. Suara-suara itu menyampaikan yang paling ramai itu Mas Gibran dan Bu Risma untuk Jakarta," kata Eriko.
"Apalagi Jakarta ini dengan situasi saat ini hal yang harus menjadi perhatian. Seperti polusi yang tertinggi di dunia, bayangkan baru selesai menuju endemis langsung polusi tertinggi dunia dan banyak persoalan persoalan lain," imbuhnya.
Eriko menilai butuh sosok pemimpin yang visioner untuk memimpin Jakarta ke depan.
Dikatakan Eriko, para kader PDIP melihat Gibran dan Risma mampu memperbaiki kotanya dengan sangat baik saat menjadi pemimpin di daerah.
Padahal tipe masyarakat kota seperti Solo dan Surabaya, menurut Eriko, mirip-mirip dengan di Jakarta.
"Di tatanan kader PDIP selain Gibran ada Bu Risma, nah Bu Risma sudah terbukti di surabaya menurunkan suhu sebanyak 112 derajat dan membuat kota surabaya menjadi nyaman," ucapnya.
"Begitu juga Mas Gibran, kita tunggu hasilnya. Tapi sepengamatan kami sampai saat ini, karena kita sering ke kota Solo sangat baik," imbuhnya.
Lebih lanjut, anggota Komisi XI DPR RI itu menilai dukungan ini sebetulnya bisa-bisa saja terpenuhi.
Apalagi, lanjut dia, mekanisme penjaringan pimpinan wilayah bagi PDIP adalah diharuskan dari kader partai sendiri.
"Kalau di kami memang dari DPRD itu arahnya setelah menjadi pimpinan DPRD. Kalau dia bagus sekali dia diberikan kesempatan memimpin kota atau kabupaten menjadi Bupati/Wabup ataupun Walikota," ucapnya.
"Nah ini mulai dari Walikota menjadi bahan dasar untuk calon gubernur. Karena apa di situ tingkatannya, setelah dari Kota kabupaten mana kader kader yang memang memiliki lebih kesempatan untuk naik menjadi gubernur. Bahkan PDIP bisa membuktikan dari walikota gubernur kemudian calon presiden yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi)," pungkasnya.