Pasalnya, kuman atau agen penyebab hepatitis akut misterius ini bisa masuk ke tubuh lewat dua jalur utama, yaitu saluran cerna dan saluran nafas.
Untuk menghindari infeksi hepatitis akut dari saluran cerna, warga diminta rutin mencuci tangan dengan sabun, serta mengkonsumsi makanan yang sudah matang dan bersih.
“Hindari kontak dengan orang sakit dan jaga kebersihan rumah dan lingkungan, serta tidak bergantian alat makan dengan orang lain,” kata Widyastuti.
Kemudian, untuk pencegahan penularan hepatitis akut dari saluran napas, masyarakat diminta untuk mengurangi mobilitas, tetap menggunakan masker ketika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, dan hindari keramaian atau kerumunan.
Peningkatan Kasus Hepatitis Akut
Sebagai informasi tambahan, jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia sudah mencapai 70 kasus hingga 23 Juni 2022.
Informasi ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril pada Jumat (24/6) lalu.
Dari 70 kasus itu, 16 pasien probable, 14 lainnya berstatus pending classification, serta 40 discarded atau disingkirkan karena penyebab lain.
"Sebarannya ada di 21 provinsi dan yang terbanyak di Jakarta," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/6).
Ia memaparkan, dari jumlah tersebut, 40 kasus atau 57,1 persen telah diketahui penyebabnya.
"Sehingga saat ini sedang menginvestigasi dan meneliti sebanyak 30 kasus lainnya," imbuh Dirut RSPI Sulianti Suroso ini.
Berikut sebaran kasus dugaan hepatitis akut: Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat.
Kemudian, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, serta Sulawesi Tengah.