Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadinya peningkatan kasus Covid-19 bisa terbilang cukup cepat di berbagai belahan negara di dunia. Hal ini dipicu karena sub varian BA.4 dan BA.5.
Bahkan mutasi juga 12 kali lebih cepat varian sebelumnya. Kemampuan menginfeksi jauh lebih cepat. Hal ini diungkapkan oleh pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Jauh Lebih Baik dari Negara Lain dalam Hadapi Kasus Omicron BA.4 dan BA.5
Pada sub varian BA.4 dan BA.5 memiliki tiga kemampuan yang berbeda dari varian sebelumnya. Pertama bisa menginfeksi berulang kali atau reinfeksi.
Kedua, menurunkan efikasi antibodi tubuh. Baik antibodi dari infeksi atau berasal dari vaksin Covid-19. Lalu yang terakhir bisa meningkatkan keparahan. Dua hal pertama jauh lebih ampuh dari varian sebelumnya.
"Keparahan setidaknya data relatif sama dengan Delta. Meski pun demikian, dengan modal imunitas yang lebih baik, gelombang yang sedang terjadi tidak akan berdampak ke fasilitas kesehatan," kata dia, Jumat (8/7/2022).
Selain itu Dicky juga memperkirakan jika angka kematian tidak akan sebesar waktu varian Delta. Karena orang sudah mendapatkan imunitas jauh lebih besar.
Namun Dicky mengingatkan jika hal ini tidak bisa jadi andalan. Karena dengan kemampuan bisa menginfeksi kembali. Bahkan pada orang yang punya imunitas.
Baca juga: Berikut Cara Pencegahan Agar Tidak Tertular Covid-19 Usai Liburan Sekolah
Sehingga penerapan protokol kesehatan, menggunakan masker dan alat perlindungan lain penting dilakukan. Pencegahan lebih dari pada menginfeksi.