TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Presiden lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin bungkam saat jeda pemeriksaan soal dugaan penyelewengan aliran dana kompensasi keluarga korban kecelakaan Lion Air JT-610.
Pantauan Tribunnews.com sekira pukul 13.06 WIB, Ahyudin keluar dari gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan dengan didampingi dua kuasa hukumnya.
Ahyudin tidak mau berkomentar banyak soal permeriksaan yang sudah berlangsung selama tiga jam lamanya tersebut.
Dengan gestur tangan menolak, Ahyudin terus berjalan menembus para awak media yang sudah menunggu di lobby Bareskrim Polri.
"Belum, belum nanti ya. Break (jeda) dulu," kata Ahyudin kepada wartawan, Senin (11/7/2022).
Sementara itu, Kasubdit 4 Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Andri Sudarmaji mengungkapkan pemeriksaan terhadap Ahyudin terjeda. Nantinya, pemeriksaan akan dilanjutkan sekira pukul 15.00 WIB.
"(Sedang) Isoma. Dilanjutkan pukul 15.00 WIB," jelasnya.
Baca juga: Pakai Topi dan Masker, Presiden ACT Diperiksa Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Korban Lion Air JT-610
Diketahui, Ahyudin memenuhi panggilan penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri untuk melakukan pemeriksaan lanjutan soal dugaan kasus penyelewengan dana kompensasi keluarga korban kecelakaan Lion Air JT-610, Senin (11/7/2022).
Sebelum itu, Ahyudin juga sudah diperiksa penyidik Bareskrim Polri terkait kasus yang sama pada Jumat (8/7/2022).
Kuasa hukum Ahyudin, Teuku Pupun Zulkifli menyebut pemeriksaan kliennya kali ini masih seputar mengenai legalitas ACT.
Menurut dia, pemeriksaan masih belum masuk ke arah penggunaan dana di lembaga filantropi tersebut.
"Sementara ini kita belum, belum masuk ke arah sana, tapi nanti kita akan lebih tuntas ya. Tapi InsyaAllah abis ini akan ketemu kita," ungkapnya.
Dugaan Penyelewengan Dana Kompensasi Korban Kecelakaan Lion Air JT-610
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan penyelewengan dana di lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai menemukan titik terang.
Baca juga: Lagi, Pendiri ACT Ahyudin Diperiksa Polisi soal Dugaan Penyelewengan Dana Kompensasi Korban Lion Air