TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini novel sejarah Indonesia yang menyoroti peran perempuan, selain Gadis Kretek.
Gadis Kretek mengisahkan industri rokok di Indonesia.
Tokoh-tokoh perempuan dalam novel ini digambarkan sebagai perempuan yang menjadi pusat perkembangan industri rokok kretek.
Jeng Yah dalam novel Gadis Kretek adalah pengusaha rokok perempuan yang berjaya pada masanya.
Selain Gadis Kretek, ada sejumlah novel Indonesia yang menyoroti peran perempuan.
Simak resensi tiga novel sejarah Indonesia di bawah ini:
Baca juga: 5 Fakta Serial Gadis Kretek yang Dibintangi Dian Sastro dan Putri Marino, Ada Isu Politik 1965
1. Gadis Pantai
Dikutip dari laman Kretsit Universitas Ahmad Dahlan, Novel Gadis Pantai menceritakan seorang gadis pantai yang masih berumur empat belas tahun di masa kolonial Belanda.
Suatu hari, ada seorang utusan menemui ayah Gadis Pantai karena diutus untuk meminta anaknya dinikahkan dengan Bendoro.
Ayah gadis pantai menyetujuinya.
Gadis pantai dinikahkan dengan keris karena Bendoro berhalangan hadir.
Hari berikutnya, Gadis Pantai diajak ke istana di daerah Jepara dengan pakaian kebaya dan kalung tipis menghiasi lehernya.
Novel Gadis Pantai menyoroti peran perempuan pada masa feodalisme, ketika perempuan diperlakukan sebagai benda.
Tidak disebutkan nama dari Gadis Pantai dan hanya dipanggil sebagai Mas Nganten.