Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam mengatakan pihaknya telah mendapatkan keterangan terkait peretasan yang dialami oleh keluarga Brigadir J.
Anam mengatakan keterangan terkait pola dan karakter peretasan tersebut disampaikan oleh keluarga saat tim pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM menemui langsung keluarga Brigadir J di Jambi.
"Termasuk juga soal HP, ada masalah peretasan katanya, kapan peretasan terjadi, karakternya kayak apa, polanya kayak apa, kami juga dapat," kata Anam dalam keterangan video Humas Komnas HAM RI pada Minggu (17/7/2022).
Ia mengatakan permintaan keterangan dan bukti terkait peristiwa kepada pihak keluarga Brigadir J adalah awal dari tahapan proses pemantauan dan penyelidikan terkait insiden tersebut.
Anam menegaskan pihaknya melakukan pemantauan dan penyelidikan berdasarkan jejak-jejak fakta terkait peristiwa dan bukan dari motif.
"Jika banyak yang menyumbang pikiran dan lain sebagainya soal analisis, soal motif, dan lain sebagainya, nanti prosesnya. Jadi kami tidak berangkat dari motif tapi kami berangkat dari jejak-jejak fakta-fakta yang ada," kata Anam.
Diberitakan sebelumnya lima HP milik keluarga Brigadir J yang sempat diretas kini telah kembali normal.
Ayah Brigadir J mengaku kini masih takut untuk menggunakan WhatsApp (WA).
Keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kini dapat mengakses aplikasi WhatsApp dan media sosial mereka.
Setelah bisa diakses, ternyata ada pesan dan riwayat chating di WhatsApp yang terhapus.
Baca juga: Pengakuan Keluarga Brigadir J Soal Ponsel Diretas, Mahfud MD: Perlu Bukti Siapa Melakukan Itu
"WhatsApp dan Facebook sudah bisa dibuka dan digunakan. Tapi ada pesan yang dihapus," kata ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, Kamis (14/7/2022), mengutip Kompas.com.
Samuel menyebut, pesan yang dihapus tersebut berasal dari saudara dan temannya.
Namun ia memastikan pesan tersebut tak ada kaitannya dengan sang anak.
"Itu (pesan) soal pribadi, tidak ada kaitannya (dengan Brigadir J)," katanya.
Meski sudah bisa diakses, Samuel mengaku masih khawatir menggunakan WhatsApp.
"Beberapa lama baru bisa dibuka kembali. Lalu, saya tanya anak saya. Tapi kami takut untuk memakai WA kembali," katanya, mengutip Tribun Jambi.
Peretasan ponsel keluarga Brigadir J terjadi sejak Selasa (12/7/2022) pagi hingga Kamis (14/7/2022).
Peretasan terjadi secara bertahap.
Pada pukul 05.00 WIB, aplikasi WA dan Facebook milik ibu Brigadir J diretas.
Hal serupa juga terjadi pada ponsel milik kakak dan adik Brigadir J.
Dalam satu hari ada lima ponsel yang diretas.
Baca juga: 5 HP Keluarga Brigadir J Sempat Diretas, Ada Pesan yang Dihapus, Ayah Masih Takut Pakai WA Lagi
Baku Tembak Ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo
Kepolisian RI mengungkap alasan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).
Ramadhan menuturkan bahwa fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.
Dua saksi yang diperiksa diantaranya adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.
Ia menuturkan bahwa Istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.
Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.
Menurutnya, kehadiran Bharada E pun Brigadir J menjadi panik. Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.
“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E,” tukas Ramadhan.
Diketahui, Bharada E merupakan Anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadivpropam.
Sedangkan Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Supir dinas istri KadivPropam.
Diberitakan sebelumnya, lima HP milik keluarga Brigadir J yang diduga diretas kini telah kembali normal.
Ayah Brigadir J mengaku kini masih takut untuk menggunakan WhatsApp (WA).
Keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kini dapat mengakses aplikasi WhatsApp dan media sosial mereka.
Setelah bisa diakses, ternyata ada pesan dan riwayat chating di WhatsApp yang terhapus.
"WhatsApp dan Facebook sudah bisa dibuka dan digunakan. Tapi ada pesan yang dihapus," kata ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, Kamis (14/7/2022), dilansir Kompas.com.
Samuel menyebut, pesan yang dihapus tersebut berasal dari saudara dan temannya.
Namun ia memastikan pesan tersebut tak ada kaitannya dengan sang anak.
"Itu (pesan) soal pribadi, tidak ada kaitannya (dengan Brigadir J)," katanya.
Meski sudah bisa diakses, Samuel mengaku masih khawatir menggunakan WhatsApp.
"Beberapa lama baru bisa dibuka kembali. Lalu, saya tanya anak saya. Tapi kami takut untuk memakai WA kembali," katanya, dikutip dari Tribun Jambi.
Lebih lanjut, hingga saat ini pihak keluarga Brigadir J belum berencana meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) setelah adanya peretasan ponsel.
Peretasan ponsel keluarga Brigadir J terjadi sejak Selasa (12/7/2022) pagi hingga Kamis (14/7/2022).
Peretasan terjadi secara bertahap.
Pada pukul 05.00 WIB, aplikasi WA dan Facebook milik ibu Brigadir J diretas.
Hal serupa juga terjadi pada ponsel milik kakak dan adik Brigadir J.
Dalam satu hari ada lima ponsel yang diretas.
Ponsel Brigadir J hilang
Kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J terus menjadi perhatian publik.
Ayah Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat menyebut, tiga ponsel anaknya hilang.
Kabar itu disampaikan kepada Samuel saat Mabes Polri mendatangi rumahnya pada Senin (11/7/2022) malam.
Samuel lalu meminta agar tiga ponsel anaknya dikembalikan.
Ia menilai, ada petunjuk yang bisa dibuka dari ponsel tersebut guna kasus penyelidikan.
"Saya sudah minta tiga ponsel anak saya beserta pakaiannya, tapi rombongan dari Mabes Polri yang datang ke rumah Senin (11/7/2022) malam bilang ponselnya hilang," ujar Samuel, Selasa (13/7/2022), dikutip dari Kompas.com.
Samuel juga berharap agar pihak kepolisian terbuka.
Jika memang sang anak salah, ia meminta pihak kepolisian untuk memberikan buktinya.
"Jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau memang anaknya salah, buktikan kesalahannya itu. Buka semua bukti, buka itu CCTV dan kembalikan ponsel anak saya," katanya. (*)