"Saya sangat prihatin. Kejadian seperti ini baru kali pertama terjadi."
"Korban sampai depresi dan akhirnya enggan makan hingga akhirnya meninggal dunia," kata Ato.
Pihak KPAID terus memantau kejadian tersebut, termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian, terkait penanganan kasus hukumnya.
Tahu rekaman dari tetangga
Orang tua korban, T (39), mengaku baru mengetahui rekaman anaknya itu dari tetangganya sepekan sebelum meninggal.
Sejak itu korban tak mau makan dan minum di rumah dan menjadi sering melamun dan menyendiri hampir sepekan lamanya.
Korban mengalami depresi sampai akhirnya mengeluhkan sakit tenggorokan dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Namun, nyawa korban tak tertolong saat perawatan hingga meninggal dunia.
"Saya awalnya tahu rekaman itu dari tetangga dan tidak langsung di anak saya. Sejak saat itu anak saya jadi depresi," jelas T saat dihubungi Kompas.com lewat Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, Kamis (21/7/2022).
Baca juga: Cara Agar Siswa Terhindar dari Tindakan Bullying, Jalin Hubungan Baik dengan Lingkungan Sekolah
Selama masa hidupnya korban enggan memberikan identitas para pelaku pemaksaan dan perundungan.
Padahal, beberapa kali orang tua menanyakan awal mula kejadian. Namun korban bungkam dan enggan membuka suara.
Setelah ditanyakan ke teman-teman dan tetangganya, diketahui para pelaku adalah teman-teman mainnya di desa yang sama namun berbeda kampung.
Bahkan, ada salah satu pelaku yang usianya di atas korban.
Suara pelaku di rekaman video 50 detik itu dikenali keluarga korban.