News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Komnas HAM Sayangkan Opini Liar yang Berkembang di Masyarakat soal Tewasnya Brigadir J

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kiri) berbicara dengan Pimred Tribun Jambi Sulistiono di kediaman Brigadir J di Desa Suka Makmur, Unit 1, Sungai Bahar, Muaro Jambi, Sabtu (16/7/2022). Komnas HAM menemui keluarga Brigadir J untuk mengumpulkan informasi mengenai kematian Brigadir J. Komnas HAM menyayangkan maraknya opini liar soal tewasnya Brigadir J.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)  menyayangkan opini liar yang berkembang di masyarakat soal tewasnya Brigadir J.

Komnas HAM menilai opini liar semacam itu telah mengganggu proses penyelidikan  kasus ini.

"Saya kira sangat penting mengklarifikasi beberapa opini atau pendapat yang sudah terbangun di masyarakat. Menurut saya itu bisa mengganggu proses penyelidikan dan penyidikan Mabes Polri," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dikutip dari Kompas.TV, Senin (25/7/2022).

Dia mencontohkan soal opini liar mengenai kuku dari jenazah mendiang Brigadir J yang diisukan copot.

"Misal ada kuku yang copot, padahal informasi yang kami dapatkan langsung dari keluarga, tidak ada informasi atau data soal itu," kata Ahmad.

Baca juga: Anggota DPR Yakin Kasus Kematian Brigadir J Akan Terungkap Jika Kapolri Punya Political Will

Ia meminta masyarakat tidak melempar opini liar semacam itu  karena semua pihak butuh klarifikasi seakurat mungkin.

Termasuk soal autopsi pertama jenazah Brigadir J yang dianggap keliru.

"Saya kira tidak bisa mengatakan autopsi pertama salah, yang keliru komunikasi publiknya," kata Ahmad.

Akibat komunikasi publik yang keliru, menurut Ahmad, maka muncul opini-opini liar yang bikin kasus kian ini bertambah rumit.

"Belum ada klarifikasi tapi sudah ada opini, dan itu hasil dari komunikasi publiknya yang menurut kami mengalami beberapa kekeliruan atau kejanggalan, sehingga beredarlah narasi lain, misal ada kuku yang dicabut," kata Ahmad.

Harapan pada autopsi kedua

Dengan adanya autopsi kedua terhadap jenazah Brigadir J, Ahmad berharap semua pihak mendapat kejelasan atas opini liar yang beredar selama ini.

"Nah nanti bisa dibandingkan dengan hasil autopsi ulang, baru bisa diklarifikasi apakah ada yang salah dari hasil forensik pertama," ujarnya.

Polri rencananya akan menggelar ekshumasi untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang tewas di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini