TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Citayam Fashion Week lagi viral.
Ajang fashion anak muda di Jakarta ini mengundang perhatian publik tidak hanya di media sosial namun juga perbincangan di tengah-tengah masyarakat seluruh Indonesia.
Namun diingatkan agar ajang ini berjalan tetap pada jalur yang sebenarnya untuk menyalurkan bakat positif anak muda.
Sebab jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan politik praktis menaikkan popularitas menjelang Pemilu 2024.
Baca juga: Politisi PKS Wanti-wanti Citayem Fashion Week Jangan Sampai Disusupi Kaum LGBT
Pengamat Politik Ray Rangkuti tidak heran jika ajang semacam ini dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat.
Meskipun, kata dia, hal semacam itu sering terjadi di dunia politik.
"Tidak terlalu mengherankan. Tingkah politisi kita yang menumpang popularitas dan elektabilitas pada isu publik itu bukanlah tindakan baru," kata Ray Rangkuti ketika dikonfirmasi, Rabu (26/7/2022).
"Bahkan bisa disebut hal ini seperti kelaziman dalam tradisi politik kita," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani ini.
Dia mengatakan para politisi memang sering menumpang popularitas dan elektabilitas dari kegiatan publik.
"Mereka sendiri tidak menciptakan isu yang memikat, yang menjadikan publik tergerak untuk meliriknya sekaligus memberi pendidikan politik," ujarnya.
Artinya, lanjut Ray, jika politisi kita dapat menarik perhatian publik, lebih pada aksi-aksi simboliknya, sembari menjauh dari isu-isu subtansial.
"Itulah yang bisa menjelaskan jika ada musibah misalnya, maka bendera parpol bisa berderet di arenanya. Dan sederet misal lainnya," ujarnya.
Ray mengatakan politisi kita tidak tertantang untuk diperbincangkan karena prestasi, visi-misi dan aksi-aksi advokasinya.
"Nampaknya, hal-hal itu adalah barang mewah yang bukan saja sulit dilaksanakan, tapi memang enggan dilaksanakan," ujarnya.
Efeknya, lanjut Ray, kualitas pemilu kita tertahan.
"Sekalipun usia pemilu reformasi telah bergulir hingga 20 tahun lebih, tapi kualitasnya malah terlihat makin merosot," katanya.
Dia mengatakan politisi tidak tertarik menaikan kualitasnya, hanya tertarik pada elektabilitasnya
"Dan demi elektabilitas, kualitas diabaikan," lanjut Ray.
Raih Simpati Pemilih Muda
Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat merupakan ajang kongkow dan pamer gaya busana remaja pinggiran Jakarta yang dikenal dengan sebutan Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok (SCBD).
Ajang ini menarik perhatian berbagai kalangan.
Selebriti, model ternama hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut menjadikan zebra cross yang ada di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas BNI bak catwalk.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat ajang itu sebagai strategi untuk mendulang suara dari anak muda pada Pemilu.
Apalagi, Anies dan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, ramai diberitakan bakal maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Niat politis Anies dan Kang Emil itu adalah untuk mendulang suara remaja sebagai pemilih pemula.
"Kelihatannya para politisi itu baik Anies maupun RK (Ridwan Kamil) menggunakan panggung-panggung seni yang sedang viral untuk mendulang popularitas maupun elektabilitas, karena bagaimana pun perlu panggung-panggung itu," katanya saat dihubungi, Kamis (21/7/2022) lalu seperti dikutip dari Tribun Jakarta.
Ujang mengatakan suara anak muda dalam Pilpres 2024 cukup banyak.
Sehingga menjadi bagian dalam catwalk ala Citayam Fashion Week menunjukkan keduanya larut dalam tren anak muda saat ini.
"Jadi saya melihat ini bagian dari pada langkah-langkah politisi untuk mengangkat popularitasnya. Istilahnya membangun keakraban dengan komunitas Citayam Fashion Week dan komunitas-komunitas anak muda lain," lainnya.
"Kita tahu juga bahwa pemilih pemula pada 2024 nanti sangat dominan lebih dari setengah pemilih nanti adalah pemilih pemula ya. Ini Anies paham, makanya diikuti Anies dan Ridwan Kamil itu Citayam Fashion Week," pungkasnya.
Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jakarta