Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pesatnya perkembangan teknologi digital dan masifnya penggunaan internet di Indonesia memberikan peluang sekaligus tantangan.
Masyarakat harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, kreatif dan bijak agar tidak terlindas kerasnya digitalisasi.
Hal ini mengemuka saat webinar Tantangan Masa Depan dengan Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi di Makassar, Sulawesi Selatan belum lama ini.
Baca juga: KPU Sebut Sejauh Ini Tak Temukan Kendala Keamanan Siber di Sipol Pemilu 2024
Hadir sebagai narasumber adalah pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung dan Co Founder Japelidi, Santi Indra Astuti; Dosen dan Founder Gainz Teknologi Yudhis Thiro Kabul Yunior dan Produser Kompas TV Steven Sondakh.
Dalam webinar tersebut, Santi Indra Astuti membeberkan besarnya pengguna internet di Indonesia yang menurut data terbaru APJII telah mencapai 210 juta atau 77 persen dari populasi.
Sayangnya, penggunaan internet yang masif belum sebanding dengan peningkatan kualitas kecakapan dan keahlian saat menggunakan internet.
Baca juga: Antisipasi Serangan Siber, BP2MI Perkuat Pengamanan Sistem Pengolahan Data Berbasis Digital
Tak hanya itu, Indeks Literasi Digital Indonesia saat ini di level 3,49 dengan pilar paling rendah pada aspek keamanan digital.
“Ini PR banget karena ketika kita melakukan apapun di internet, kita mengekspos diri kita dengan dunia luar yang tak terbatas, kalau tidak diamankan tentunya jadi warning dan berisiko untuk kita,” ujarnya.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan kecakapan digital.
Cakap digital merupakan pengetahuan dasar yang berkaitan dengan kemampuan seseorang memahami ragam perangkat keras dan lunak yang menyusun lanskap digital.
Baca juga: Kenapa Google, Facebook hingga WhatsApp Belum Daftar PSE? Ini Kata Pakar Siber
Jika tidak paham, seseorang akan mudah ditipu oleh algoritma atau menjadi sasaran kejahatan siber seperti phising atau pengelabuan.
“Jangan lupakan faktor keamanan digital sehingga kita tetap aman dan nyaman bermedia digital serta terhindar dari penipuan dan kejahatan digital," katanya.
Selain itu, bijaklah dalam bermedia sosial agar kita tidak keliru menggunakan fungsinya, serta berpikir kritis agar kita mampu menseleksinya.
Tak kalah penting, tetap beretika di ruang digital agar tercipta ruang digital yang bermartabat dan menyenangkan,” tuturnya.
Yudhis Thiro Kabul Yunior menyatakan, digitalisasi telah masuk ke semua sektor, terlihat dari Industri berbasis teknologi yang terus tumbuh.
Anak-anak muda juga berlomba membangun startup teknologi, bahkan ada yang sudah mencapai status unicorn maupun decacorn seperti Gojek.
Hal itu juga sejalan dengan dampak ekonomi digital di Indonesia.
Berdasarkan analisa McKinsey tahun 2018 pertumbuhan sektor ekonomi digital atau konsumsi online di Indonesia meningkat 30 persen yang berdampak pada munculnya profesi-profesi atau pekerjaan baru pada sektor ekonomi digital seperti kreator konten yang saat ini marak.
“Jadi, kita harus beradaptasi secepat mungkin dengan dunia digital. Contohnya menggunakan aplikasi untuk membuat konten kreatif yang bisa bermanfaat sebagai sarana promosi dalam berbisnis online.
Selain itu, kita juga harus cakap menggunakan aplikasi bidang keuangan dan perbankan seperti dompet digital karena ke depan peredaran uang tunai akan semakin sedikit,” urainya.
Dia menambahkan, kewirausahaan digital dan startup juga penting karena penggerak utama perekonomian di Indonesia adalah UMKM yang dalam istilah digitalnya disebut startup digital.
Sementara Steven Sondakh mengatakan, pentingnya talenta digital dalam mendorong transformasi digital.
Baca juga: PPP: UU PDP Dibutuhkan Indonesia Hadapi Serangan Siber
Hal ini perlu disiapkan agar kemajuan teknologi tidak malah melibas dan melindas masyarakat.
"Pasalnya, selain munculnya pekerjaan baru, teknologi memungkinkan pekerjaan di sejumlah sektor digantikan oleh robot atau diotomatisasi," katanya.
Contohnya transaksi di gerbang tol saat ini semakin otomatisasi dan tidak ada penjaganya lagi. Oleh karena itu, kata dia, penting untuk selalu meng-upgrade atau mengembangkan kemampuan diri terutama mengenai teknologi digital.
“Mulailah berpikir kritis serta kreatif dalam memanfaatkan teknologi digital demi menunjang perekonomian. Jangan hanya menjadi pengguna biasa dari teknologi digital tapi jadikan teknologi digital ini bermanfaat bagi kita," katanya.