Ba'asyir yang kelahiran Jombang, 17 Agustus 1938 ini, memang sosok yang kontroversial.
Jauh sebelum menjadi perhatian dunia terkait kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Gontor.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Irsyad, Solo.
Lalu ia juga mendirikan sebuah pesantren pada Maret 1972.
Pesantren itu berdiri di Sukoharjo Jawa Tengah dan diberi nama Al Mukmin.
Ia mendirikannya bersama Abdullah Sungkar dan beberapa orang lainnya.
Pada zaman orde baru, Baasyir sempat diburu akibat dituding memberikan hasutan.
Ia disebut menghasut orang-orang untuk menolak asas tunggal Pancasila.
Tak hanya Abu Bakar Baasyir, tudingan itu pun dilayangkan pula pada Abdullah Sungkar.
Keduanya disebut melarang para santri di pesantren mereka untuk menghormat bendera.
Larangan menghormat pada bendera tersebut muncul karena perbuatan itu dianggap mencerminkan kesyirikan.
Abu Bakar Ba'asyir pun disebut sebagai bagian dari gerakan Haji Ismail Pranoto (Hispran).
Gerakan Hispran ini dikendalikan seorang tokoh Darul Islam.
Akibat berbagai tudingan itu, Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar akhirnya ditangkap.