News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pimpinan MPR: Perlu Komitmen Kuat Pemerintah Wujudkan Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Talk show bertajuk Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI AL bersama Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Forum Diskusi Denpasar 12 di atas Kapal Dewa Ruci yang sedang bersandar di dermaga Kolinlamil, Pangkalan Angkatan Laut, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Butuh komitmen yang kuat dari Pemerintah untuk mewujudkan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional.

Perjuangan gigih Ratu Kalinyamat melawan penjajah sudah diakui dunia, pendahulu bangsa, alim ulama dan masyarakat Nusantara.

Demikian dikemukakan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada talk show berjudul "Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara" yang digelar TNI AL bersama Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Forum Diskusi Denpasar 12 di atas Kapal Dewa Ruci yang sedang bersandar di dermaga Kolinlamil, Pangkalan Angkatan Laut, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

"Perlu dukungan yang kuat dari pemerintah bersama berbagai komponen masyarakat untuk mendukung Ratu Kalinyamat yang membangun kekuatan maritim Nusantara untuk melawan penjajah, sebagai Pahlawan Nasional," kata Lestari Moerdijat.

Baca juga: Gigih, Ratu Kalinyamat Disebut Megawati Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Dalam talk show itu hadir memberi sambutan Kepala Staf TNI Angkatan Laut RI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M dan Presiden RI ke-5 Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri sebagai pembicara kunci.

Selain itu hadir pula Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si (Pengamat Militer), Laksamana Pertama TNI Ir. Eko Gajah Seno, S.T (Kepala Dinas Sejarah TNI AL), Dr. Alamsyah, S.IP. M.Si (Dosen Undip Semarang) sebagai narasumber dan Prof. Drs. Ratno Lukito, MA., DCL./Ketua Tim Pakar Ratu Kalinyamat, sebagai pembaca rekomendasi.

Talk show itu juga dihadiri oleh Pejabat Bupati Jepara, Edi Supriyanta, pejabat Kementerian Sosial, budayawan Sujiwo Tejo, akademisi dan ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi.

Pada kesempatan itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menegaskan dukungannya agar Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional.  

Karena, menurut Megawati, negara Indonesia era Nusantara memang merupakan wilayah kepulauan yang memiliki kekuatan maritim yang mumpuni, seperti yang dibangun oleh Ratu Kalinyamat di abad ke-16.

Megawati sangat menyayangkan prestasi perempuan Indonesia di masa lalu seringkali dilupakan. Perjuangan Ratu Kalinyamat, ujar Megawati, masih sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Senada dengan Megawati, menurut Lestari, sepak terjang Ratu Kalinyamat di abad ke-16 menunjukkan ketika itu kita mampu membangun kekuatan maritim, sehingga mampu menjaga wilayah kedaulatan kita dari serangan musuh.

Nilai-nilai yang ditanamkan Ratu Kalinyamat seperti nilai kebangsaan, membangun kekuatan maritim dari sisi ekonomi dan politik, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, masih sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Bahkan, tegas Rerie, para pemimpin bangsa di masa lalu, seperti Bung Karno sangat menghormati Ratu Kalinyamat dengan berziarah ke makam Ratu dari Jepara itu pada tahun 1952.

Menurut Rerie, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Ratu Kalinyamat sekaligus akan melestarikan nilai-nilai kebangsaan dan pikiran besar Ratu Kalinyamat dalam membangun kekuatan maritim dan nilai-nilai kesetaraan gender, yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjawab tantangan masa depan bangsa.

Dosen Universitas Diponegoro Semarang, Alamsyah menegaskan kajian tentang perlawanan Ratu Kalinyamat didasari atas sumber-sumber primer dari bangsa Portugis yang menegaskan tentang keberadaan Ratu Kalinyamat yang mereka sebut Reinha de Japora.

Pada era yang sama 1549-1579 di Jepara, ujar Alamsyah, Ratu Kalinyamat yang merupakan anak dari Sultan Trenggono, cucu dari Raden Patah itu, berkuasa.

Alamsyah menilai, Ratu Kalinyamat adalah aktor intelektual yang membangun politik dan ekonomi Jepara pada masa itu.

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan terima kasih kepada KSAL karena sudah diperkenankan memakai Kapal Dewa Ruci, kapal latih yang melegenda, untuk kegiatan talk show.

Karena, ujar Connie, di masa Ratu Kalinyamat kawasan Nusantara sebenarnya sudah memiliki armada kapal perang yang mumpuni dan mampu membangun aliansi dengan Kesultanan Nusantara.

Selain itu, jelas Connie, strategi perang yang diterapkan Ratu Kalinyamat lewat pemutusan rantai logistik sangat relevan dengan kondisi saat ini. Ratu Kalinyamat, jelasnya, di masanya selain membangun armada perang juga membangun armada logistik yang kuat dalam menerapkan strategi itu.

"Ratu Kalinyamat begitu powerfull masa itu. Semangat ini yang harus dibangkitkan saat ini," tegas Connie.

Kepala Dinas Sejarah TNI AL, Laksamana Pertama TNI Ir. Eko Gajah Seno mengungkapkan sejarah Ratu Kalinyamat sungguh luar biasa. Ratu dari Jepara itu visioner melampaui jamannya.

Di sela talk show, mantan KSAL Bernard Ken Sondakh bahkan mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan TNI AL sekaligus Pahlawan Nasional.

Karena, jelasnya, Laksmana Malahayati yang panglima perang saja bisa jadi Pahlawan Nasional, seharusnya Ratu Kalinyamat yang membangun kekuatan maritim Nusantara seharusnya bisa lebih dari Malahayati.

Di akhir talk show, Ketua Tim Pakar Ratu Kalinyamat Prof. Ratno Lukito membacakan rekomendasi agar KSAL menyampaikan kepada Panglima TNI agar Ratu Kalinyamat dapat diprioritaskan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2022.

Selain itu, Ratno juga mengusulkan kepada TNI AL agar memberi nama kepada salah satu kapal perangnya dengan nama KRI Ratu Kalinyamat dan membuat program napak tilas perjuangan Ratu Kalinyamat. *

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini