News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Frans Kaisiepo, Pahlawan yang Terdapat di Uang Kertas Rp 10.000 Baru TE 2022

Penulis: Tartila Abidatu Safira
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi desain uang Rp 10.000 yang baru dan foto pahlawan Frans Kaisiepo -

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Frans Kaisiepo yang terdapat dalam uang kertas Rp 10.000 desain terbaru 2022.

Sosok pahlawan nasional Frans Kaisiepo, diabadikan dalam uang kertas Rp 10.000 baru emisi 2022, yang diluncurkan Bank Indonesia, Kamis (18/8/2022).

Pahlawan Frans Kaisiepo adalah sosok pemberani pejuang tanah Papua dengan melawan dan memberontak penjajahan Belanda.

Simak profil singkat Frans Kaisiepo yang harus diketahui.

Profil Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo

Frans Kaisiepo merupakan pahlawan nasional dari Papua yang lahir di Wardo, Biak, 10 Oktober 1921.

Ia wafat pada 10 April 1979.

Pada tahun 1964, Frans Kaisiepo menjabat sebagai Gubernur Irian Barat.

Dikutip dari bi.go.id, Frans Kaisiepo adalah salah satu tokoh yang mempopulerkan kata IRIAN.

Kata tersebut merupakan kependekan dari Ikut Republik Indonesia Anti Netherlands.

Sebelum Irian ditetapkan, daerah tersebut dikenal dengan nama Papua.

Aktivis dan Pejuang Tanah Papua

Frans Kaisiepo juga seorang aktivis gerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Papua.

Pada 14 Agustus 1945, Frans Kaisiepo mendengarkan lagu Indonesia Raya di Kampung Harapan Jayapura.

Bahkan, Frans Kaisiepo merupakan orang pertama yang mengibarkan Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya di Papua.

Pada Juli 1946, Frans menjadi utusan Nugini Belanda dan satu-satunya orang asli Papua dalam Konferensi Malino di Sulawesi Selatan.

Saat inilah Frans Kaisiepo berani mengusulkan kata IRIAN.

Pada Maret 1948, Frans Kaisiepo terlibat dalam pemberontakan di Biak dan berani memprotes pemerintahan Belanda.

Pada Tahun 1949, ia menolah saat ditunjuk sebagai pemimpin delegasi Nugini Belanda dalam Konferensi Meja Bundar Belanda-Indonesia.

Penolakan tersebut didasari atas pemikirannya untuk melawan Belanda yang berusaha mendiktenya.

Sayangnya, Belanda memenjarakan Frans Kaisiepo dari tahun 1954 hingga 1961.

Mendirikan Partai Politik Irian.

Dikutip dari kompas.com, Frans Kaisiepo mendirikan partai politik Irian.

Di masa awal karir politiknya, Frans Kaisiepo masih memperjuangkan untuk menggabungkan wilayah Nugini menjadi wilayah Indonesia.

Pada Desember 1961, Presiden Soekarno membentuk Tiga Komando Rakyat (Trikora).

Frans Kaisiepo pun ikut andil dalam membantu dan melindungi prajurit Indonesia.

Pembentukan Trikora tersebut memunculkan Perjanjian New York pada 15 Agustus 1963.

Isi dari perjanjian tersebut adalah Belanda harus menyerahkan wilayah kekuasaannya di Papua kepada Indonesia.

(Tribunnews.com/Tartila Safira)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini