"Di situlah kami mendapat banyak hal, termasuk komunikasi dengan Vera, betul ada komunikasi (ancaman pembunuhan) seperti itu," lanjutnya.
Baca juga: Komnas HAM Ungkap Sosok yang Ancam Bunuh Brigadir Yosua Adalah Kuwat Maruf, Bukan Squad
Penulusuran dari Komnas HAM pun berlanjut.
Akan tetapi, sudah banyak ponsel yang sudah diganti.
Lebih lanjut, Anam menjelaskan bahwa secara fisik ponsel korban juga tiba-tiba tidak ada.
"Yang kedua memang fisik hpnya juga hilang. Jadi fisik HP-nya ini tiba-tiba enggak ada. HP-nya Yosua sampai sekarang belum ketemu," pungkas Anam.
Pihak keluarga Brigadir J juga tidak menerima ponsel tersebut.
Padahal HP tersebut dinilai penting.
"HP yang penting (milik Brigadir J) ini tidak masuk dalam rombongan barang yang diberikan (kepolisian) pada pihak keluarga," lanjut Anam.
Komnas HAM Ungkap Banyak HP Diganti dalam Kasus Tewasnya Brigadir J
Sejumlah ponsel atau handphone (HP) terkait pengusutan kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J disebut kerap diganti.
Hal itu dibeberkan oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Anam awalnya menjelaskan soal hasil penelusuran jejak digital ponsel terkait komunikasi Brigadir J dan pacarnya, Vera Simanjuntak.
Dari penulusuran diketahui sempat ada ancaman pembunuhan dari skuad lama yang ternyata adalah Kuat Ma'ruf selaku ART Irjen Ferdy Sambo.
"Karena ini ada komunikasi dan sebagainya, kami minta ada rekaman jejak digital di situ yang kami tanyakan ke teman-teman timsus. Saya berkomunikasi dengan Pak Irwasum (Komjen Agung Budi Marwoto)," ujar Anam .