TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PAN Eddy Soeparno menghargai usulan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Pilpres 2024 idealnya diisi dua pasangan calon saja.
Namun, menurut Eddy Soeparno jumlah kandidat tidak menjadi tolak ukur menghadirkan kualitas dalam pemilu.
"Tetapi yang lebih penting itu adalah calon-calon, mau dua mau tiga mau empat mau lima, calon-calon yang maju itu representasikan kehendak masyarakat," kata Eddy Soeparno di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN, di The Ritz Carlton Pasific Place, SCBD, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/8/2022).
"Jadi kita ingin supaya mudah-mudahan tidak ada perasaan bahwa masyarakat itu diberikan pilihan yang didikte," lanjutnya.
Baca juga: Rakernas PAN Hadirkan Nama Favorit Bakal Capres: Zulhas, Ganjar, Erick, Anies, RK dan Khofifah
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu menjelaskan, di alam demokrasi ini memberikan alternatif dan pilihan kepada masyarakat.
Pilihan tersebut tentunya merupakan yang terbaik untuk dipilih masyarakat.
Eddy kembali menegaskan bahwa intinya gelaran pilpres harus berkualitas berapapun jumlah kandidatnya.
"Jadi saya kembali lagi menegaskan masalah dua tiga atau empat kandidat tidak menjadi masalah yang penting pemilunya berkualitas, tidak memecah belah, intinya itu," tandasnya.
Seperti diketahui, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan idealnya Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon) presiden.
Awalnya, Hasto Kristiyanto menyebut dalam situasi seperti ini diperlukan Pilpres yang demokratis, cepat, dan kredibel.
"Dalam situasi ketika pemulihan ekonomi belum sepenuhnya pulih, dan ketidakpastian global, maka Indonesia memerlukan pelaksanaan pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Wacana PDIP Dua Paslon Presiden di Pemilu 2024, Pengamat: Rentan Polarisasi dan Politik Identitas
Hasto mengatakan hal tersebut bisa saja terwujud apabila ada kerjasama antar partai politik (parpol) sehingga mengarah kepada dua pasangan calon presiden dalam Pilpres 2024.
Namun, ia menegaskan PDIP juga siap bertanding entah dua maupun tiga pasangan calon dalam Pilpres mendatang.
"Pandangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerjasama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon. Ini yang ideal berdasarkan konteks saat ini, meski PDIP siap bertanding dengan 2 atau 3 paslon," ujarnya.
"Sekiranya 3 paslon, pada putaran kedua pasti akan terjadi deal-deal politik baru. Jadi kenapa tidak membangun kesepahaman di depan saja," sambungnya.