TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (LHK RI), Siti Nurbaya mendorong kerja sama multilateralisme lingkungan di Joint Environment and Climate Ministers’ Meeting (JECMM) atau Pertemuan Para Menteri Lingkungan Hidup G20.
JECMM berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali pada Rabu (31/8/2022)..
Siti mengatakan, multilateralisme lingkungan adalah satu-satunya mekanisme di mana semua negara, terlepas dari ukuran dan kekayaannya, berdiri di atas pijakan yang sama dan perlakuan yang sama.
"Suara semua negara yang berkembang di Utara dan Selatan harus didengar. Oleh karena itu, dalam kesempatan semua spesies ini, Presidensi Indonesia untuk pertama kalinya diundang, saudara-saudara kita perwakilan dari Caricom, Uni Afrika untuk menghadiri pertemuan penting ini," kata Siti.
Siti mengatakan semua tidak bisa menangani masalah lingkungan global itu sendirian.
Masalah lingkungan global memerlukan Solusi Global, dimana dunia sedang menghadapi tantangan yang semakin berat.
Permasalahan tersebut antara lain seperti pertumbuhan penduduk, krisis air, kelangkaan sumber daya dan energi, kerawanan serta degradasi lingkungan.
Baca juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Buka Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup G20 di Bali
Ditambah lagi dengan perubahan iklim yang bisa menjadi penguat dan pengganda krisis.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga multilateralisme lingkungan agar dapat berjalan," ujarnya.
Siti mengatakan tidak ada satu negara pun yang tidak terpengaruh secara merugikan dalam krisis-krisis tersebut.
Dengan multilateralisme lingkungan masing-masing dan setiap negara dapat berkontribusi pada solusi dengan satu atau lain cara.
Menurutnya, Multilateralisme Lingkungan juga merupakan satu-satunya cara untuk secara efektif mengoordinasikan upaya untuk berbicara dengan tantangan Global.
"Dalam kehidupan ini, mari kita melakukan yang terbaik untuk memperkuat kepercayaan strategi dan saling menghormati karena multilateralisme hanya dapat terwujud jika ada kepercayaan diantara kita," kata Siti.
"Ini juga merupakan tanggung jawab kita untuk menjadi bagian dari solusi. Kami membangun jembatan, bukan tembok, dan kami mempromosikan kepentingan bersama. Bukan kepentingan diri sendiri," lanjutnya.