TRIBUNNEWS.COM - Naufal Shidqi As-Shaqib, salah satu siswa yang menjadi korban kecelakaan maut truk kontainer di Kota Baru, Bekasi, meninggal di Hari Ulang Tahunnya.
Isak tangis keluarga menghantarkan kepulangan Naufal, karena sebelumnya ia minta dibuatkan nasi kuning untuk merayakan ulang tahunnya.
Nahas, belum sempat nasi kuning itu diberikan kepada Naufal, bocah yang genap berusia 11 tahun itu meninggal dunia dalam kejadian truk kontainer yang menabrak warga dan tower telekomunikasi di area SDN Kota Baru, Bekasi.
Keluarga tak pernah membayangkan, putra kesayangan yang baru duduk di kelas 5 SD ini pergi meninggalkan mereka begitu cepat.
Terlebih kecelakaan terjadi saat genap 11 tahun usia Naufal yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.
Mengutip tayangan Kompas Tv, Kamis (1/9/2022) Naufal meninggal di lokasi kejadian karena tertimpa tiang telekomunikasi, setelah sebelumnya tiang tersebut dihantam truk kontainer, Rabu (31/8/2022) pagi.
Baca juga: Rekaman CCTV Detik-detik Kecelakaan Truk Kontainer di Bekasi, Suasana Depan Sekolah Tampak Ramai
Dikatakan sang nenek, Maryam, kabarnya Naufal memang sedang membeli makanan di luar sekolah.
"Tadi saya sempat mencari, katanya musibahnya itu ketika jam istirahat, dia mau jajan (keluar sekolah) tapi dia sempat ke kantin, dari kantin mungkin mau beli jajanan lain keluar (sekolah) ya lalu terjadilah musibah itu."
"(Naufal sata ini) kelas 5 (Sekolah Dasar), hari ini (Naufal) ulang tahun, dia anak ketiga dari tiga bersaudara," kata Maryam sambil menangisi kepergian cucunya.
Kronologi Keluarga Temukan Jenazah Naufal
Menurut cerita dari Paman korban, Syahroni, mengatakan bahwa pihaknya sempat kesulitan menemukan Naufal pada saat kejadian nahas itu terjadi.
Tak hanya Syahroni, keluarga pun sempat melakukan upaya pencarian Naufal ke beberapa rumah sakit.
Sampai akhirnya bisa menemukan Naufal dan mengidentifikasi jenazah Naufal di Rumah Sakit Ananda.
Syahroni menjelaskan kronologi keluarga mencari Naufal.
"Waktu itu saya masih kerja di perusahaan PT sekitar (lokasi kejadian), pada pukul 11.30 WIB dapat kabar dari perusahaan bahwa di depan Jalan Raya (tepatnya) di depan SD ada kecelakaan besar, truk nabrak sekolah SD."
"Pulang dari perusahaan, (pukul) setengah 12 lewat, kemudian saya lihat banyak darah berceceran di jalan."
"Saya cari anak saya, saya nyari sama kakak-kakaknya nggak ketemu sampai 12.00 nggak ada kabar."
"Iya seingat (juga) sama Naufal, (karena) setiap berangkat kerja pagi, dia juga bareng-bareng (berangkat)."
"(Naufal) berangkat berdua sama anak saya, (mereka) selalu bareng, nanti pulangnya bareng jam 12.00 WIB."
"Lalu saya cari kedua, tapi nggak ketemu dua-duanya, ternyata setelah saya pulang ke rumah dari informasi keluarga, anak saya udah pulang nangis di masjid, trauma."
"Sedangkan Naufal belum ketemu sampai jam 12.30 WIB," kata Syahroni.
Baca juga: Dewi Aryani Suzana: Jasa Raharja Jamin Seluruh Korban Kecelakaan Truk Kontainer di Bekasi
Keluarga Naufal pun mencarinya ke rumah sakit sakit Mekarsari, RS Umum dan RS Ananda, tapi tak kunjung menemukan Naufal.
"Sekitar 13.50 mencari lagi tetap nggak ketemu, keluarga saya turun tangan mencari di Rumah Sakit Ananda, ternyata (jenazah Naufal) ada rumah sakit Ananda."
"Saya mengenalinya dari kaos dalem yang dipakai warna kelabu dan sepatu sekolah SD.
"karena mukanya sudah rusak, jadi keluarga susah mengenalinya."
"Lalu saya hubungi semua RT/RW setempat untuk bantuan agar ini jenazah cepat dibawa pulang," lanjut Syahroni.
Pukul 02.30, lanjut Suahroni, jenazah Naufal baru bisa dibawa pulang ke rumah
"Jenazah langsung diurus dan di rumah dimandikan sama keluarga sampai jam 3.30 baru bisa dimakamkan dia," sambung Syahroni.
Naufal dimakamkan tak jauh dari lokasi kecelakaan di Rawa Pasung Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, yang lokasinya tak jauh dari rumahnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut Truk Trailer Tabrak BTS di Bekasi, Telkomsel: Bukan Dikelola Kami
Sosok Naufal di Mata Keluarga
Syahroni mengatakan bahwa Naufal itu merupakan anak yang aktif.
Selain pintar di sekolah, Naufal senang berolahraga dan mengaji.
"Naufal itu di rumah itu aktif, dia senangnya olahraganya sepakbola, cita-cita dia katanya mau jadi Tentara."
"Terus kalo malam dia ngaji sama saya belajar ngaji, Alhamdulillah umur 10 tahun dia sudah hampir pertengahan Alquran dibaca, memang anaknya cerdas."
"Di sekolahpun dia, saya lihat, nilainya cukup bagus dapet ranking terus Naufal," jelas Syahroni.
Keluarga sangat menangisi kepergiannya.
Karena Naufal sempat meminta dibuatkan nasi kuning kepada sang nenek.
"Waktu pagi, Naufal minta sama neneknya minta dibelikan nasi kuning."
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Bekasi: Truk Tabrak Tiang dan Halte Bus, 11 Orang Tewas
"Tpi karena neneknya nggak punya dana, neneknya menambakan uang jajan Naufal Rp 10 ribu menjadi Rp 20 ribu,tapi uangnya itu dikembalikan lagi sama Naufal (kepada neneknya)."
"Dia nggak mau jajan, maunya dibuatkan nasi kuning, akhirnya neneknya mengabarkan mamahnya," jelas Syahroni.
Orang tuanya, kata Syahroni, orang tua Naufal mau memberikan kejutan kepada Naufal saat pulang sekolah.
Sayangnya justru orang tua yang terkejut mendapati sang anak telah meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)