TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Agung Baskoro berbicara soal potensi keterbelahan internal Partai Gerindra, menyusul pernyataan Sandiaga Uno yang siap menjadi calon presiden (capres).
Seperti diketahui, Sandiaga Uno menyatakan siap maju Pilpres 2024, pada Selasa (30/8/2022) lalu. Namun terkait pasangan, Sandiaga Uno menyerahkannya ke pilihan partai.
“Dampaknya lebih ke internal partai soal hubungan antar kader dan massa partai yang mungkin terbelah,” kata Agung Baskoro kepada Tribunnews.com, Jumat (2/9/2022).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis ini menjelaskan potensi keterbelahan itu mengingat pada Pilpres 2019 maupun Pilgub 2017, Sandiaga memberikan dampak positif ke Partai Gerindra.
Namun, Agung mengatakan potensi keterbelahan ini pun masih perlu dilihat lebih jauh.
Hal itu sebagaimana melihat pergerakan politik dari partai lain seperti Ganjar Pranowo dari PDIP dengan Puan Maharani.
“Keterbelahan gerindra saat Sandi jadi maju perlu diukur, sebagaimana ketika puan dan ganjar maju bersamaan lewat partai yang berbeda,” ujarnya.
Agung pun lantas mengibaratkan peristiwa seperti ini biasa terjadi di dunia politik, sebagaimana ketika Konvensi Partai Golkar pada 2004 silam yang dimenangkan oleh Wiranto.
Wiranto kala itu menjadi calon presiden setelah mengalahkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Akbar Tandjung dalam pemilihan putaran kedua yang berlangsung di Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, Rabu (21/4/2004) dini hari.
Wiranto tercatat meraih 315 suara, sedangkan Akbar Tandjung hanya 227 suara.
Kemenangan ini sekaligus mengukuhkan Wiranto sebagai capres dari Partai Golkar dalam Pemilihan Presiden kala itu.
“Namun Jusuf Kalla yang juga kader golkar maju bersama SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) berhadapan dengan Wiranto-Salahuddin Wahid,” kata Agung.
Baca juga: Nyatakan Siap Jadi Capres, Sandiaga Beri Sinyal Bakal Keluar dari Gerindra? Ini Analisis Pengamat
“Keterbelahan Golkar ini signifikan karena yang menang justru SBY-JK. Apakah dalam kasus Prabowo dan Sandi akan terulang?” lanjutnya.
Senada, Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menyebutkan bahwa pernyataan Sandiaga Uno ini berpotensi menimbulkan disrupsi di internal Gerindra.
Dirupsi ini, lanjut dia, berpotensi pula merenggangkan hubungan di tubuh Partai Gerindra. Namun demikiam, itu tergantung dari dampak akibat pernyataan Sandiaga Uno itu sendiri.
“Tergantung dari eskalasi dari manuver nominasi tersebut apakah makin mengencang atau hanya sekedar wacana saja,” kata Wasisto.
Adapun pernyataan Sandiaga Uno terkait kesiapan menjadi capres ini dikatakan saat ditemui wartawan seusai pertemuan dengan pengurus DPW PPP di kawasan Gedongkuning, Bantul, DIY, Selasa (30/8).
"(Soal pasangan) saya serahkan kepada parpol. Saya ini, pengalaman sebelumnya, parpol-lah yang akan menentukan pilihannya. Dan politik Indonesia semakin dewasa, semakin bijaksana," kata Sandiaga.