TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo direncanakan melaksanakan uji kebohongan atau lie detector terkait kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada Kamis (8/9/2022) hari ini.
Tes uji kebohongan atau lie detector Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J dilakukan di Sentul.
"Ya, betul (Ferdy Sambo uji lie detector hari ini)," kata Dedi saat dikonfirmasi, Kamis (8/9/2022).
Dedi menuturkan bahwa nantinya proses lie detector terhadap Ferdy Sambo bakal dilaksanakan di laboratorium forensik (labfor) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Tes lie detector FS di Labfor Sentul," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, lie detector atau alat polygraph Polri disorot karena dipakai dalam pemeriksaan di kasus Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Namun, spekulasi liar di media sosial dibantah oleh pihak kepolisian.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan bahwa lie detector atau alat polygraph miliknya merupakan alat canggih lantaran impor dari Amerika Serikat.
Bahkan, tingkat akurasinya pun mencapai di atas 90 persen.
"Alat polygraph yang digunakan oleh kita ini semuanya sudah terverifikasi dan alat polygraph dunia. Alat yang kita punya ini alat dari Amerika tahun 2019 dan tingkat akurasinya 93 persen," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022).
Baca juga: Mabes Polri Tak Mau Berandai-andai Soal Kapolda Metro Jaya Jadi Sorotan di Kasus Brigadir J
Dedi menuturkan bahwa tingkat akurasi tersebut menandakan bahwa penggunaan lie detector merupakan pro justitia.
Sebab, tingkat akurasinya masih di atas 90 persen.
"Kalau di bawah 90 persen itu tidak masuk dalam ranah pro justitia. Kalau masuk dalam ranah pro justitia berarti hasilnya penyidik yang berhak mengungkapkan ke teman-teman. Termasuk nanti penyidik juga mengungkapkan ke persidangan," jelasnya.