Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar. Kenaikan juga terjadi pada BBM jenis Pertamax. Menyusul kebijakan ini, banyak aksi demonstrasi silih berganti menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM yang ditujukan ke pemerintah.
DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) turut menyoroti imbas kenaikan harga BBM pada sisi ekonomi dan sosial. Kenaikan harga BBM dipandang bakal berdampak pada ekonomi yang tak terkendali serta berefek domino pada masalah sosial.
Masalah sosial yang berpotensi muncul adalah angka pengangguran dan kemiskinan yang disebabkan inflasi tinggi, namun konsumsi masyarakat berkurang.
"Dampak ekonomi yang tidak terkendali akan sangat berperan ke dampak sosial, khususnya pengangguran, dan angka kemiskinan, disebabkan inflasi akan tinggi, konsumsi masyarakat berkurang, dan dilema manufaktur untuk menaikkan harga, sehingga berimbas ke pengurangan tenaga kerja," kata Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama saat dikonfirmasi, Senin (12/9/2022).
Menurutnya pemerintah semestinya belajar dari pengalaman kenaikan harga BBM pada kebijakan terdahulu yang menyebabkan naiknya inflasi.
Mengingat kata dia, naiknya inflasi akan menyebabkan terjadinya gejolak ekonomi dalam negeri. Para menteri bidang ekonomi dinilai tidak berkaca dan belajar dari kenaikan BBM sebelumnya.
Baca juga: Harga BBM Naik, Menko Airlangga: Pemerintah Akan Berikan Kompensasi dengan Perlinsos
"Inflasi yang cukup besar akan menyebabkan terjadinya gejolak ekonomi dalam negeri. Kok ini para menteri bidang ekonomi kemana saja tidak belajar dari dampak kenaikan BBM sebelumnya?" terang dia.
Haris menduga dalam waktu dekat akan terjadi penyesuaian tarif dan harga di sejumlah sektor imbas dari naiknya harga BBM.
"Kemungkinan dalam waktu dekat ini akan ada penyesuaian tarif dan harga di mana-mana, yang jelas tarif ojol sudah ada penyesuaian," pungkasnya.