Terkait serangan siber Bjorka, BSSN meminta agar masyarakat tetap tenang.
Baca juga: Al Araf: Data Bjorka Pertegas Pengungkapan Kasus Munir Adalah Kepentingan Publik
Kendati demikian, BSSN memperingatkan agar ketenangan tersebut tak membuat masyarakat abai terhadap serangan siber.
“Masyarakat diharapkan menyikapi dengan tenang, tapi bukan berarti abai."
"Jadi intensitasnya kalau dalam siber intensitas rendah dan kita harapkan jangan sampai terjadi juga meningkat,” ujar Ketua BSSN, Hinsa Siburian, Selasa.
Hinsa menilai serangan siber yang dilakukan Bjorka termasuk intensitas rendah.
Menurutnya, serangan siber terbagi dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Pencurian data seperti yang dilakukan Bjorka, kata Hinsa, adalah serangan siber kategori rendah.
"Jadi tingkatan di ruang siber itu mulai dari intensitas rendah, sedang, dan tinggi."
"Kalau dilihat kategori dari serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," ungkap Hinsa, dilansir Tribunnews.com.
"Karena saya katakan tadi, ada yang sampai tinggi yang bisa melumpuhkan sistem elektronik atau infrastruktur informasi vital kita," imbuhnya.
Baca juga: KASUM: Pemerintah Harusnya Bentuk Tim Cari Dokumen Tim Pencari Fakta Munir, Bukan Kejar Bjorka
Hinsa pun mengungkapkan jika tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa menyatakan ruang sibernya aman 100 persen.
Ia mencontohkan negara yang pernah diserang hacker, di antaranya ada Amerika Serikat, China, hingga Iran.
"Nah perlu kita sadari juga tidak ada satu negara pun di dunia ini (di bidang siber) yang menyatakan kami aman 100 persen, tidak ada."
"Amerika pernah diserang, China pernah diserang, Iran, dan sebagainya," terangnya.