Selain UV-B, matahari juga memancarkan sinar ultraviolet UV-C.
Ketika sinar UV-C mencapai stratosfer, UV-C juga akan diserap sepenuhnya oleh molekul oksigen.
Baca juga: Hari Ozon Internasional, KLHK Siapkan Teknisi R-AC dan Luncurkan MontiR-AC
Sehingga dampak berbahaya UV-C tidak akan membahayakan penduduk bumi.
Dalam proses ilmiahnya, UV-C memecah molekul oksigen menjadi atom oksigen.
Atom-atom tunggal ini kemudian bereaksi dengan molekul oksigen lain untuk menghasilkan ozon.
Maka, reaksi ini meningkatkan jumlah ozon di stratosfer.
Perlu diingat, ozon bukanlah satu-satunya gas yang terdapat di stratosfer.
Gas lain yang mengandung nitrogen dan hidrogen juga berada di stratosfer.
Gas-gas tersebut berperan dalam siklus reaksi yang menghancurkan ozon dan mengubahnya kembali menjadi oksigen.
Lapisan ozon dapat menipis
Dalam menyerap dan mengurai UV-B maupun UV-C, prosesnya dapat mengurangi jumlah ozon di stratosfer.
Ketika tidak terganggu, keseimbangan antara proses alami produksi dan perusakan ozon mempertahankan konsentrasi ozon yang konsisten di stratosfer.
Bahan kimia buatan manusia yang mengandung halogen ditentukan sebagai penyebab utama hilangnya ozon.
Kemudian, penipisan ozon juga terjadi akibat molekul chlorofluorocarbons (CFC) yang banyak mencemari atmosfer.
Diketahui, CFC dapat menyerap radiasi UV ke permukaan bumi dan mengganggu produktivitas ozon.
Contoh produk sehari-hari yang dapat mengeluarkan CFC adalah AC.
(Tribunnews.com/Tartila Safira)