News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penurunan Angka Stunting Jadi Program Prioritas Fatayat NU

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama Mitra Kerja, Sabtu (17/9/2022). Penurunan angka stunting masih akan menjadi program prioritas Fatayat Nahdlatul Ulama Masa Khidmad 2022 -2027.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penurunan angka stunting masih akan menjadi program prioritas Fatayat Nahdlatul Ulama Masa Khidmad 2022 -2027.

Hal ini sebagai bagian dari concern Fatayat NU terhadap isu perempuan dan anak-anak.

"Pencegahan stunting masih akan menjadi program utama Fatayat NU. Kita akan melakukan program ini base on data," kata Ketua Umum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah, dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama Mitra Kerja, Sabtu (17/9/2022).

Dirinya menjelaskan, pada periode sebelumnya juga telah dilaksanakan program pencegahan stunting dari hulu hingga hilir.

Baca juga:  Kasus Stunting Indonesia Masih di Atas Batas WHO, Bidan dan Para Ibu Berkolaborasi Memeranginya  

Fatayat NU mendorong stunting menjadi isu dalam Munas Alim Ulama NU, menjadi materi dakwah dalam sinergi dengan forum lintas agama, mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengalokasikan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengurangi angka stunting, dan sebagainya.

"Kami juga melakukan edukasi kepada masyarakat melalui film dan menyelenggarakan program rumah bebas asap rokok," tambah Margaret.

Di tengah pandemi covid-19 yang sedang meningkat, Presiden Jokowi menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting nasional pada 25 Januari 2021.

Pada masa pandemi, atau pada 25 Januari 2021 Presiden Joko Widodo menunjuk BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional.

Dengan berpindahnya penanganan stunting yang selama ini di bawah koordinator Kementerian Kesehatan, maka pendekatan pencegahan stunting bergeser dari berbasis pendekatan kesehatan, beralih ke pendekatan penanganan yang berbasis keluarga.

Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Ahmad Taufik mengingatkan agar dalam melakukan pencegahan stunting dilakukan pada saat masih remaja.

"Remaja ini yang nantinya akan menjalani proses menikah, dan memiliki anak," kata dia.

Dia melanjutkan, bahwa saat ini angka stunting masih tinggi.

Baca juga: Remaja Berperan Dalam Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Bekasi

"Kalau ada 100 orang balita dilahirkan, 25 orang di antaranya stunting," kata dia menambahkan yang kemudian mengimbau agar peserta yang hadir juga tidak lupa memberikan asupan gizi kepada anak-anak.

Selain BKKBN, turut menyampaikan sosialisasi Ibni Soleh (Kepala Bidang Penggerakan Dan Ketahanan Keluarga Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, dan Joko Santoso (Sekretaris DPPAPP DKI Jakarta).

Turut hadir Ela Siti Nuryamah (Sekretaris Umum/Anggota Komisi XI FPKB DPR RI).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini